Cerpen Cinta - Bukan Putri Salju | Citra Intan Budiarti
Bukan Putri Salju - Citra Intan Budiarti
Dear
diary..
malam
seusai aku berkutat dan merenung di depan diaryku aku tak buru-buru tidur,
malam begitu larut sementara aku masih terjaga diatas tempat tidurku, sambil
mataku terus menatap monitor ponsel yang begitu terang, tiba-tiba mamahku
mengagetkanku dari balik pintu kamarku yang sudah gelap.
“shilla,
kamu belum tidur? ini udah malem banget loh shill, besok kamu terlambat ke
sekolah…” ucap mamahku.
“shilla
gak mau tidur mah…” ucapku sembari menyembunyikan kepalaku di tumpukan bantal.
“kenapa
shill, kamu gak liat? ini udah hamppir tengah malam, dan besok… besok kelas
kamu akan ada tour out bond dari sekolah kan? kalo kamu gak tidur mood kamu
besok akan drop shill..” kata mamahku.
“KALO
AKU TIDUR, AKU TAKUT KALO ESOK AKU UDAH GAK BISA BANGUN LAGI MAHH.. mamah kok
gak pernah bisa ngertiin shilla sih mah?” ucapku sembari terus memeluk guling
dan membanjirinya dengan titik-titik air mata yang perlahan mengenai sarung
bantalku.
“shilla,
kamu jangan ngomong gitu sayang… semua akan baik-baik aja, kalao begitu,
sekarang kamu tidur dan mamah akan terus ada disampingmu, jadi nanti kalao ada
malaikat maut mengajakmu pergi, mamah akan usir dia dan bilang kepadanya kalau
shilla anak mamah yang paling cantik masih memiliki banyak harapan yang belum
tercapai dan seketika pasti malaikat itu akan pergi dari sini dan menjauhimu…
percaya shilla…” ucap mamahku menenangkan. huhhhh apapun itu sebenernya aku tak
percaya, tapi karena mataku sudah tak mampu lagi menatap langit-langit kamar,
akhirnya mataku menutup pelan dan terpejam, aku tak mengingat apapun setelah
itu.
pagi-pagi
sekitar pukul 05.30 mamahku menggoyang-goyang tubuhku, namun aku tak merasakan
apapun, mamah khawatir kalau-kalau aku benar tak bangun lagi saat itu, berbagai
cara untuk mengejutkanku agar terbangun sia-sia, aku begitu lelah, mataku
serasa enggan untuk membuka, namun ketika aku tersadar dan bangun aku melihat
mamahku menangis di hadapanku lalu ia memelukku begitu erat seolah ia tak mau
terpisah dariku. aku yang tak tau apapun hanya cengo melihat mamah yang sudah
membanjiri pundakku dengan kristal beningnya.
“mamah
kenapa?” tanyaku polos.
“mamah
takut kalau kamu benar-benar gak akan bangun lagi… hiks hiks hiks…” kata mamah
terisak.
“siapa
yang gak bisa bangun? udah jelas-jelas aku sekarang lagi ngomong didepan
mamah…” jawabnku sambil tersenyum tipis.
“mamah
inget kata-kata kamu semalem shill…” ucapnya. kata-kata? semalem? astaga aku
bener-bener gak inget semalem aku ngomong apa ke mamahku ini sampai-sampai
sekarang mamah nangis di hadapan aku saat ini.
“maafin
shilla, mamah kan tau kalau shilla udah drop banget, ucapan shilla suka
ngelantur mah, ohyaa mah, hari ini shilla pengen banget ke sekolah dianterin
sama bang iyel mahh, kira-kira abang iyel bisa gak yahh?” ucapku.
“bang
iyel pasti bisa kok nanti mamah sampein ke iyel ya shill…” jawab nya. aku
mengangguk sambil mencoba untuk bangkit dari tempat tidur yang begitu empuk
ini.
jarum
jam sudah berhimpit diangka 7, itu tandanya aku harus cepat-cepat tancap gas ke
sekolah. “mahh, shilla berangkat!!” seruku dari ruang makan.
“shilla…
shill… bang iyel masih dikamar mandi!!” jawab mamah dari kejauhan. tiba-tiba
langkahku yang sudah sampai di depan gerbang harus terhenti, aku benar-benar
lupa kalau aku hari ini minta dianter sama abang iyel. pfffff, sedang apa pula
tuh orang? lama kali tingkahnya… sambil aku menyilangkan kedua tangan ku,
sambil bula aku mengetuk-ketukan kakiku seiring irama music yang sedang ku
dengar melalui ipod ku.
mbremmmmmmmmmmmm…
nah
ini dia orang yang aku tunggu, bang iyel udah dateng dan siap membawaku kabur
ke sekolah. namun sesampainya di sekolah ternyata aku terlambat, semua teman
sekelasku sudah lenyap dibawa kabur oleh bus yang kemarin siang terparkir di
halaman sekolah, itu artinya bang iyel harus mengantarkanku lagi ke pegunungan
di sudut kota.
“lagi-lagi
gue harus bolos buat yang beginian huhhhh…” ketus iyel.
“maaf
bang… shilla juga gak tau kalo semuanya udah pada berangkat, abang sihhh tadi
di kamar mandi lama banget..” jawabku.
“ahhh
elu bisanya ngerepotin gue tau gak sihhh, mending lu cepet-cepet mati aja deh
shill, kalo idup lu cuma gangguin gue!!” ketusnya lagi. aku cuma cengo
mendengarkan bang iyel memarahiku, kaca-kaca dimataku sepertinya akan segera
pecah karena kata-kata bang iyel tadi, segitu gak berguna kah aku dimata
abangku sendiri? segitu bodoh kah aku? segitu merepotkan abang kah aku ini?
sampai-sampai abang tega berkata seperti tadi di depan mataku?. aku menunduk.
“aku
emang udah mau mati bang, tapi segitu gak bergunakah aku dimata abang?”
tanyaku.
“gak
sama skali, elu tuhh cuma bisanya ngerecokin hidup gue!! buktinya sekarang
ini!! harusnya sekarang gue itu udah dikampus sama gebetan-gebetan gue, ehhh
tapi ternyata gara-gara elu, gue masih harus kesana-kesini gak jelas tujuannya,
sekarang kita kemana? bego jangan keterlaluan dong lu…” bentak iyel. aku tetep
tenang.
“kita
kebukit dekat taman kota bang…” jawabku pasrah.
“ya
udah buruan naik, ahhh lama banget sihhh..” bentaknya lagi. aku segera menaikan
badanku ke atas ninja abang itu, setelah siap aku terduduk aku kembali
merasakan dadaku kembali sakit, dan rasa sakitnya lebih sakit dari biasanya,
mungkin jantungku kambuh? dan mungkin aku harus kembali pulang, namun aku tak
mungkin berkata pulang selagi bang iyel masih emosi. sesampainya ditempat out bond
aku menepati janjiku untuk mengutarakan semua perasaanku.
“bang,
jantung shilla sakit lagi…” tukasku.
“terus
lu mau ngapain lagi? nyuruh gue buat nganterin lo balik gitu? sorri gak bisa,
gue juga punya banyak urusan, dan gue gak cuma ngurusin elo!!!” bentak iyel
lalu mengemudikan motornya menjauhi tempatku berdiri. sementara aku mecium asap
motor bang iyel yang lama-lama menghilang wanginya, aku semakin tak kuasa
menahan beban tubuhku, aku seketika ambruk di tempat itu juga, samar-samar
sebelum aku benar-benar pingsan aku melihat sosok pria lalu menggendongku ke
pos P3K.
setelah
aku sadar di sampingku sudah ada orang-orang yang begitu sayang padaku, ada
ify, rio, sivia dan alvin. mereka sahabatku, sahabatku sejak dulu aku belum
seperti sekarang ini, mereka setia berkawan bersamaku bukan karena aku cantik,
pintar dan kaya. tapi mereka setia karena bagi mereka aku adalah bagian dari
hidup mereka.
“shilla,
kamu gak apa-apa kan?” tanya ify yang sedari tadi memegangi tanganku.
“engga
apa-apa kok fy, aku baik.” balasku. aku berkata seperti ini karena aku gak mau
mereka khawatir.
“seriusan
shill? gue sebagai cowo yang pernah jadi pacar elo gak bisa diem aja begini
dong..” tukas alvin.
“ehmmmm…
bisa gak jangan ungkit masa lalu lagi? kasian sivia, lagian kamu bukan yang
terbaik untuk jadi pacar aku lagi, kamu itu udah jadi sahabat aku yang bisa
ngertiin aku seperti ify, kak rio sama sivia…” ucapku.
“dengerin
tuh kata shilla, lagian dia udah gak ada rasa sama elo!! jadi mulai sekarang
bisa dong terima gue apa adanya? jangan gini terus?” bentak sivia pada alvin.
“bisa
kok sayang… maafin gue ya vi, selama ini gue berusaha deket sama lo supaya gue
pikir gue bisa balikan lagi sama shilla, tapi ternyata gue salah, hati gue
lebih memilih elo yang jadi pengisi hati gue,” kata alvin sambil menatap mata
sivia tajam.
“nahhh
gitu dong guys… mataku jadi sejuk liatnya hehehe…” celetuk ku. teman-teman hanya
tertawa kecil mengiringiku.
“shill,
kamu tau gak siapa orang yang bawa kamu ke sini?” tanya ify.
“engga
fy, emang siapa?” tanyaku polos.
“yang
tadi bawa kamu kesini itu ketua osis sekolah kita!! cowo paling keren, paling
kece, paling paling lainnya di sekolah kita kamu tau kan dia siapa?” serbu ify.
“emmm,
kamu seriusan? kak cakka yang bawa aku ke sini? setau aku dia terkenal jaim
banget lohh apa lagi ke cewe-cewe kok bisa sihh dia bawa aku ke sini?” kataku
berentet.
“ahhh
udah hal itu gak perlu kamu pikirin, yang harus kamu pikirin sekarang itu…
semua anak-anak kasuari itu nganggep kamu itu pacarnya kak cakka… gileee banget
shill kamu bakal jadi populer disekolah nanti..” kata ify.
“hahh
tapi aku sama kak cakka kan engg…”
“udah
lahhh, buktinya kak cakka stay cool aja tuhh sama suasana ini, itu artinya
lampu ijo buat kamuuu shill kamu bisa dapetin kak cakka dengan mudahnya, iya
kan? yeyeyeyeeee” sahut ify.
aku
masih gak percaya sama yang dibilang ify barusan, tapi sahabat-sahabatku itu
keliatannya serius banget ngomongin itu terus apa yang harus aku lakuin? dari
dulu sejak pertama MOS aku udah suka sama kak cakka, tapi karena dia terlalu
populer di sekolah semua orang kenal dia, sedangkan aku yang notabennya murid
baru, mana bisa menyaingi kakak-kakak kelasku yang sudah senior itu, dan
akhirnya aku memutuskan untuk tidak lagi memikirkan hal itu belum lagi dengan
timpalan penyakitku akhir-akhir ini yang mulai parah, aku semakin takut untuk
menyukai kak cakka, kata mama jika hal itu tak memungkinkan bagiku, aku cukup
mengenalinya saja sebagai kakak kelas yang baik hati, tidak perlu memaksakan
diri untuk dapat bersanding dengan status pacar dengannya… kata orang aku ini
cantik tapi aku tak merasakannya dengan penyakit gagal ginjal yang aku derita
ini.. aku takut mengakui kenyataan jika umurku tak panjang lagi, semua temanku
tau kalau aku punya penyakit ini, namun tak banyak dari mereka yang tau betapa
parah penyakitku ini. ahhh, ngomong apa aku ini. setelah lama aku melamun di
pos P3K ini aku memutuskan untuk keluar dari tenda, aku melihat sekeliling dan
rasanya semua benda di sekelilingku itu bergerak melayang, Tuhan apa yang
terjadi? aku takut, takut, dan takut bila aku harus pergi meninggalkan mereka
yang aku sayangi dengan cara seperti ini, ini bukan cara yang aku mau. ketika
aku mulai berjalan menapakan kaki keluar tenda aku tersandung sebongkah ranting
yang agak besar di depan tenda itu. seorang pria menjulurkan tangannya
kearahku. astaga… itu kak cakka? sekarang aku baru percaya kalo cowo ini
beneran care sama aku, tapi aku masih ragu sihh…
“makasih
kak…” ucapku.
“makanya
kalo masih kurang enak badan gak usah kemana mana dulu kalo gini terus siapa
yang repot? anak-anak lain juga kan yang repot, masuk aja sonoh ke tenda.”
balas cakka.
huhhhh,
ini orang bener-bener jaim sihh, dibilangnya care? tapi nyatanya setengah mati
jaim!!! aku kesel sama kak cakka, tapi kalo dipikir-pikir kak cakka ada
benernya juga sihh, soalnya abang aku juga benci banget sama aku, gimana kak
cakka? yang bukan siapa-siapa aku… 🙁
“udah,
kamu di sini aja sampe semua aktifitas selesai, kalo kamu gak betah kamu bisa
temuin aku di sungai belakang pos P3K” ucap cakka bijak.
“mmmm,
kak aku boleh ikut kakak aja gak? aku takut di tenda sendirian kak..” pintaku.
“ahhh,
penakut banget sihhh… ya udah ayooo…” ajaknya. aku seneng banget kak cakka bisa
terima aku untuk bersamanya saat ini.
di
sungai, aku duduk dekat tepat disamping kak cakka, rasanya itu nyaman banget,
aku merasa ada sosok yang bisa melindungi aku di saat aku takut. aku merasa ada
yang berbeda ketika aku menatap kak cakka, ya tegas aja beda, aku pernah suka
sama dia, dan mungkin sekarang aku jatuh cinta lagi sama dia, tapi dia gak tau
sama sekali tentang perasaanku padanya, dan semoga dia gak akan pernah tau hal
ini. aku gak mau kak cakka berubah karena ia kasihan padaku, ahhh aku mulai
ngelantur lagi,
“kak,
kak cakka lagi ngelamun yaa? kakak galau? atau kakak…”
“dieem
napa sihhh? brisik banget, tau gini aku tinggal kamu di tenda tadi.. ahhh…”
sahut cakka. dia terheran melihatku menunduk, ia merasa aku sangat
menyeganinya, padahal aku itu menyukainya dan aku berharap dia punya rasa yang
sama tanpa aku harus mengakui perasaanku padanya, i hope.
“kamu
kok jadi murung gitu? maafin aku ya… SH SHH SHII SHILL SHILLA..” ucap cakka.
“kak
cakka tau namaku?” tanyaku bingung setengah mati, diantara sekian ribu anak
perempuan di SMU Kasuari dan salah satunya aku dia mengenalku?
“ya
iyalah aku tau nama kamu… siapa sihh yang gak kenal Ashilla Zahrantiara anak
kelas X-1 yang rencana masuk jurusan IPA ini, udah cantik, baik, pinter lagi
anaknya..” kata cakka agak tersenyum.
“hahh,
seriusan kak?” tanyaku makin penasaran.
“helloooo…
ya engga gitu juga kali shill, aku ini kan ketua osis. sebagai KETOS yang baik
itu ya mengenali setiap anggotanya, gimana sihh kamu?” kata cakka lagi. huhhh..
“kirain
aku segitu populer, hehe…”
“ahhh
ngarep banget sihhh kamu!!!” balas cakka.
tuh
kan bener, ini cowo jaim banget.
seusai
acara, aku memutuskan untuk kembali menemui teman-temanku di barisan peserta,
aku berjalan perlahan menuju teman-temanku, namun ditengah jalan kak cakka
kembali menghalangi langkahku.
“kamu
kan masih lemah mendingan kamu kembali ke tenda aja, gak usah ikut upacara
penutupan ini” kata kak cakka sambil terus merangkulku masuk ke dalam tenda
sementara di barisan teman-temanku…
“ehh,
gue rasa kak cakka beneran ada rasa sama shilla dehh, lu semua liat aja
sekarang, dia perhatian banget guys…” celoteh sivia.
“iya,
aku sihh percaya banget kalo mereka sekarang ada apa-apa..” jawab ify.
“maksudt
kamu ada apa-apa itu gimana fy?” tanya sivia.
“ahh
kamu lemot juga sihh, jangan-jangan mereka udah jadian, kan dari tadi harusnya
itu kak cakka jagain tenda terus… dan itu artinya kak cakka sama shilla itu
berduaan terus… dan terus merekaa…”
“ahhh
terus terus mulu, bingung gue fy, next ke cerita yang lain aja lahhh jangan
ngobrolin cakka ama my ex…” ketus alvin.
“kayaknya
ada yang envy nihh say..” kata rio menyenggol ify.
“apaan
sihh lu yo ahhh…” bentak alvin.
“heheheh…”
tawa rio.
malam
harinya, dikamar kepalaku kembali sakit, perutku seakan memberontak, tubuhku
lemas dan aku sangat ingin merasa terbaring di tempat tidurku, namun aku
kembali takut akan maut ku. aku takut kalau aku akan meninggalkan semuanya.
BLIPPPP…BLIPPP…
ponselku
berdering sebuah pesan dari nomor tak dikenal mendarat di screen ku. aku tak
semangat untuk membukanya namun ketika aku membaca kata demi katanya aku
tersentuh…
0852
– 227x – xxxx
hay
shilla… selamat malam, jam segini udah tidur ya?
from
: cakka
aku
dengan semangat langsung mereply pesan itu. dan terjadi beberapa percakapan.
shilla
kak
cakka… aku belom tidur kak…
cakka
loh
kenapa belom tidur? ini udah malem banget loh, besok ada lomba music di
sekolah, kamu ikut kan shill? aku gak sabar untuk liat perform kamu besok, jadi
sekarang kamu tidur yaa… biar besok fit..
shilla
aku
takut tidur, aku takut esok justru aku gak bisa bangun lagi 🙁
cakka
kamu
itu ngomong apa sihh? kamu itu emang punya penyakit apa sihh? emang segitu
parahnya yaa sampe kamu ngomong begitu?
shilla
gagal
ginjal kak, kakak harus janji gak akan ninggalin aku setelah kakak tau aku
penyakitan…
cakka
sampai
kapanpun, kakak gak kan ninggalin kamu kok shill, bobo ya shill… aku telfon
kamu aja dan nyanyiin sebuah lagu untuk kamu, dan kamu janji harus tidur yaa..
shilla
oke
kak..
1
menit…
2
menit…
3
menit…
akhirnya
sebuah panggilan masuk ke ponselku
*phone
on*
“hallo?”
kata cakka dari seberang ponsel.
“hay
kak… kak cakka mau nyanyi buat shilla sekarang?” tanyaku.
“iya,
denger ya shill… (hey shilla jangan takut, jangan resah… bila lampu kamar mulai
dipadamkan… ku kan slalu menyanyikan lagu ini… hingga nanti kau tidur
berselimut mimpi… jangan lupa esok kita punya janji semakin cepat kita tidur,
semakin cepat kita bertemu kembali…) emmm, shill, hallo?” putusnya. aku terdiam
malam itu karena aku udah ngantuk, dan terbaring indah di atas tempat tidur. dan
saat itu kak cakka mematikan telfonnya.
*phone
off*
esok
harinya, aku terbangun pagi buta, semua persiapan untung perform nanti di
sekolah sudai siap untuk digunakan, gitar putih kesayanganku yang semalam aku
bawa tidur sampai sekarang masih setia menemani kepergianku ke sekolah, tepat
pukul 6.15 seperti biasanya aku menuju garasi, aku menunggu sosok pak iyan
keluar mengendarai mobilku. namun ketika pak iyan datang tiba-tiba suara
klakson motor menggema di sekitar halaman rumahku. dan itu kak cakka, ngapain
dia ke rumahku? ada urusan apa yaa?
“hay
little baby… udah siap? bareng aku aja yukk…” tawar cakka. aku hanya cengo
memandangi motor cakka yang mengkilap, dan lekuk muka cakka secara detil, dan
ternyata cakka itu kalo diliat secara dekat dan lama itu emang gak meragukan
lagi ketampanannya, ya ampun ini bisa bikin aku jadi jatuh cinta lagi kaya
dulu.. arghhh…
“hahhh,
kak cakka ngajakin shilla berangkat sekolah bareng?” tanyaku ngawur. harusnya
aku mau mau aja diajak cakka meski naik motor sepeda atau jalan kaki sekalipun,
ini kan kemauan aku dari dulu. pengen banget kenal yang namanya cakka nuraga,
nahhh sekarang hal yang aku idamkan terwujud, astaga… aku bener-bener di
boncengin sama cakka? artis di sekolahku yang tidak meragukan lagi
keberadaannya.
sesampainya
di sekolah kami berdua jadi tontonan beberapa puluh pasang mata penghuni
sekolah,
“kak,
mereka liatin kita aneh banget kak…” ucapku.
“kamu
gak usah khawatir shill, cepat atau lambat mereka juga akan tau kedekatan kita
ini…” jawab cakka. dengan adanya kata kedekatan ini, aku jadi bingung,
maksudnya apa coba cakka ngomong kayak gitu ke aku.
namun
sebelum aku sempat bertanya lagi ke kak cakka, dia sudah duluan menghilang dari
mataku. ya sudahlah mungkin belum saatnya aku bertanya. aku langsung memalingkan
badanku dan segera berlari ke kelas untuk mendapatkan giliran tampil di lomba
music hari ini, aku sudah dituntut untuk memberikan yang terbaik untuk kak
cakka, semoga saja hari ini dia tidak kecewa, dan aku tidak mengecewakannya.
“pagi
ini untuk penampilan pembuka, kami akan menampilkan perform dari anak kelas X-1
yang bernama ashilla zahrantiara dengan lagunya yang berjudul “bieb” chek it
out.” ucap seorang pembawa acara dari atas panggung, mendengar namaku
dilontarkan, aku segera siap menaiki panggung yang berdiri megah di aula
sekolahku yang begitu besar. perlahan aku memetik senar gitar kesayanganku,
nada demi nada, syair demi syair sukses aku tampilkan, syukur demi keadaan aku
tak membuat siapapun kecewa.
peserta
demi peserta tampil membawakan lagu-lagu terbaiknya, ify berduet dengan rio,
sivia lalu alvin pun ikut pula ketika itu sampai pada urutan terakhir di situ
kak cakka naik keatas panggung dan menyebut namaku untuk menemaninya diatas,
ini sebuah keberuntungan yang tak bisa ku tolek, siapa coba yang gak mau
bersanding dengan seorang cakka, ditonton beratus-ratus pasang mata pula, huhhh
langsung saja aku menaiki kembali panggung itu, suasana berubah menjadi hening,
sorot lampu mengarah kepada kami berdua dan hanya kami, seolah suasana acara
ada di malam hari, setting yang begitu luar biasa, romantis… aku gak nyangka
ada acara seperti ini juga di lomba, mmm…
“dengan
berdirinya aku di sini, aku mau mempersembahkan sebuah lagu untuk gadis yang
ada di samping aku ini,” ucap cakka dengan suara seksinya.
JRENG…
JRENG…
hanya
berbekal sebuah gitar akustik yang sama denganku, ia membawakan sebuah lagu
dengan begitu indahnya.
cakka
: “Kamu yang ada di sana Tahukah ku suka kamu Saat pertama berjumpa Wajahmu
takkan ku lupa You’re the best, you’re the best You’re the best you’re my
world…”
shilla
: “Indah ku rasa bila dekatmu Hatiku melayang-layang ingat kamu Kaulah yang
bisa memikat hatiku Tak akan ku tolak bila kau inginkan aku…”
cakkshill
: “You’re so fine You’re so amazing You can make it if you try Let it flow, i
can love you We can make if it we try You’re my shining star..”
cakka
: “Kamu yang ada di sana Tersenyum malu-malu Selalu ingin bersama Saat sedih
dan ceria Oh girl you are my world Bahagia ku rasakan Bila ku selalu dekat denganmu..”
shilla
: “denganmuuuu..”
cakkshill
: “You and i were meant to be Nothing can keep us apart You’re so fine You’re
so amazing You can make it if you try Let it flow, i can love you We can make
if it we try..”
shilla
: “Indah ku rasa bila dekatmu Hatiku melayang-layang ingat kamu Kaulah yang
bisa memikat hatiku Tak akan ku tolak bila kau inginkan aku..”
cakkshill
: “You’re so fine You’re so amazing You can make it if you try Let it flow, i
can love you We can make if it we try You’re so fine You’re so amazing You can
make it if you try Let it flow, i can love you We can make if it we try…”
“thanks
semuanya… dengan adanya kalian semua di sini, kalian akan tau, dan kalian
adalan saksi cinta kami berdua, so gimana shill, kamu mau kan jadi little baby
aku sekarang?” tanya cakka dan membuatku semakin pening, aku harus berkata iya,
dan berkata tidak untuk menolaknya, namun belum sempat kata itu terucap rasanya
badanku sudah ambruk duluan, saat itu aku terjatuh dan tak dapat mendengarkan
suara teriakan penonton lagi, semua rasanya adalah gelap dan sunyi, dari
kejauhan rasanya ada seseorang memanggil manggil namaku, aku mengenali suaranya
mereka sahabatku, aku langsung terbangun dari pingsan itu.
saat
aku terbangun, pandanganku masih begitu tak jelas, yang bisa aku lihat hanyalah
tirai tirai penghubung di ruang UKS ini,
“aku
dimana sihh? perutku… aduhhh perutkuuu… arggghh… kepalaku…” ucapku setengah
mengerang kesakitan.
“kamu
di UKS shill, kamu gak apa-apa kan?” ucap cakka.
“kak
cakka… kepalaku sakit… pinggangku serasa mau meledak kak arggghh…” jawabku.
“sakit
bukan karena aku nembak kamu tadi kan shill?” tanyanya lagi.
“ehhh…
bukan kak, mungkin penyakit akuuuu argggghhhh…” aku kembali tak sadarkan diri
saat itu, dari kejauhan aku melihat setitik cahaya di seberang sana namun aku
tak tau itu cahaya apa, apa mungkin itu adalah pintu surga yang telah dibuka?
dan apakah itu ajalku? pikiran ku melayang bersama ragaku, aku merasa terbang
di awang-awang perasaanku sangat damai, sakit yang biasanya aku rasakan saat
ini hilang semua,aku bagai kapas yang ringan, bibirku serasa tak ingin
berpaling dari senyuman panjang ini. apa ini akhir hidupku? jika tiba saatnya
aku akan lebih memilih mengikuti malaikat maut karena disini rasanya begitu
damai, tapi disisi lain aku tersentak karena aku takut kehilangan
sahabat-sahabatku, akhirnya saat itu ragaku tergoyah oleh seseorang, bisikannya
yang lembut membuatku terbangun kembali.
“aku
ingin ke surga itu…” ucapku setengah kaget.
“hushhh…
kamu ngomong apa shill? jangan gitu ahhh, pamali lohhh…” ucap ify sambil
melotot
“tau
nihh shilla, ngomong nya ngelantur banget… kayak umur lo gak panjang lagi aja,
kita disini setia buat kamu shill, ngapain kamu pengen ke surga? disini ada
kita yang sayang sama kamu…” ucap sivia.
“makasihh
guys suportnya, tapiiiii…” kak cakka menutup mulutku dengan ujung jari
telunjuknya, aku jadi merasa terpojokan dan tak tau harus berbuat apa, aku
pasrah saja.
“kalo
kamu mau ngomong gitu kamu harus pikir sejuta kali dulu dehh, di sini ada aku
yang tulis dan takut kehilangan kamu, sampai kapanpun kamu hidup, swsingkat
apapun perjalanan kita, dan selama apapun aku seperti ini, aku akan coba untuk
terus ada di saat kamu membutuhkan aku shill, aku gak main-main sama kata-kata
aku ini, aku mau kamu jadi pacar aku…” ucap cakka, hatiku tersentuh mendengar
cakka berkata seperti itu, sepertinya hidupku benar-benar udah diambang maut,
karena saat ini aku udah menemukan pria yang ku maksudt dalam diaryku.
“stooooooooooop…
apa-apaan inih? galau galauan?” teriak alvin.
“kamu
ngapain bawa-bawa helm ke UKS gini? kamu pikir gak pake helm di ruangan juga
kena pasal yaa? ewww” balas rio.
“ahhh
elu kagak gaul sihh yo, gue kesini bawa ginian mau ngajakin elo semua HARLEM
SHAKE guyssss… 😀 lets gooo…” kata alvin lagi.
“error
nihh anak, sorry temen-temen…” ucap sivia sambil menarik-narik tubuh kekasihnya
itu.
“lagi
pada terharu malah diajak harlem shake… ckckck, harlem shake sendiri aja sonoh
sama ulet bulu..” celetuk rio..
“hahaha,
gimana bentuknya ulet bulu harlem shake? ada-ada aja kamu yo :p” tawa ify
memecah keheningan.
“hehhh,
lo semua gak bisa egois gini terutama elo kka, lo nembak shilla anak junior
ini, sementara gue? yang statusnya sekarang adalah pacar elo mau lo kemanain?”
ucap agni dari sudut ruangan.
“ka
agni? ya ampun cantik banget? lama gak liat kakak, sekarang jadi berubah ya
kak… ehhh tunggu… kak agni ini pacarnya kak cakka? awww serasi banget!!!!
yipiiiiiiyy…” celoteh ify.
waktu
ada kak agni dateng, pikiranku langsung tersentak, aku gak tau harus berbuat
apa, rasanya jalanku untuk bisa bersama kak cakka bener-bener udah usai dan gak
akan bisa seperti hari-hari lalu lagi.
“ka
agni?” ucapku pelan, cakka cuma cengo memandangi pemandangan ini.
“shill,
gue gak nyangka ya sama lo, gue pikir lo itu sepupu gue yang paling bisa
ngertiin gue, ternyata lo juga kaya cewe lain, sama sama murahan dan suka
nikung dari belakang!! kecewa gue sama lo shill…” kata agni padaku.
“ehh,
apaan ini ribut ribut begini? kalian pikir ini pasar? ini ruang UKS, ini lagi
cewe satu tampilannya urakan banget, siapa lo masuk masuk sekolah kita? mau
cari rusuh lo?” ucap alvin yang tiba-tiba muncul.
“siapa
lo? anak kecil belagunya setengah mati!! lo bilangin nihhh kakak kelas lo
cakka!!! jangan pernah dia selingkuhin gue, apa lagi sama sodara gue
sendiri!!!” ucap agni kepada alvin.
“lohh
mba, biasa aja kali ngomongnya, gak usah pake kuah ini, iuchhhh banget sihh,
jadi cakka ini pacar lo? ya udah bilangin sendiri, ga usah nyuruh nyuruh gue,
kan elo yang pacar dia bukan gue!!” bantah alvin.
“lu
jadi anak kecil nyebelin banget sihhh!!!” ucap agni membanting tangan lalu
pergi dari situ.
dengerin
kata kata manis cakka, aku merasa ada yang beda darinya, entah itu tulus atau
tidak nyatanya bila ada didekatnya dan mendengar suaranya, hati dan pikiranku
merasa damai dan nyaman, namun ketika kak agni berkata seperti tadi, hati aku
makin terluka,
“yaaaa…
memang hati ini masih terluka… *ting.. ting… tingg…* cintaku yang hadir
sia-sia… *ting… ting…* terlukaaaa… tapiiii… bidadari datang dari surga… mata
yang membuatku terpesona… ohhh SHILLA…” denting suara piano dan suara khas
cakka menggema ditelingaku, sumber berasal dari panggung perlombaan, astaga
senekat itu kah cakka mengambil hatiku? aku percaya cintanya tulus, namun
statusnya dengan kak agni belum terpisah, aku akan makin berdosa bila mengambil
cakka dari agni. agni hanya gadis yang polos dan tak tau apapun kegiatan cakka
selama di sekolah, dan aku pernah juga disuruh mengawasi gerak gerik pria ini,
namun aku malah jatuh cinta sendiri padanya, semua yang kulakukan serba salah,
apa aku hidup di dunia ini juga merupakan kesalahan terbesar? benar kata bang
iyel, aku harus buru-buru mati aja biar gak ngerepotin banyakorang kayak gini,
tohhh kehadiranku disini sudah tidak dikuatkan seperti dulu lagi. banyakorang
mulai melupakanku, banyak orang menjauhiku karena penyakitku, banyak orang tak
memepercayaiku karena penyakitku, aku emang lemah, tapi aku gak selemah yang
mereka tau, aku bisa lakukan apapn seperti kebanyakan orang di dunia ini, tanpa
harus aku jatuh dan merangkak seperti bayi, kadang mamah juga selalu melarang
ku berbuat ini itu yang ia anggap itu membahayakanku, namun aku ingin segera
bangkit dari semua keterpurukanku ini, aku gak mau terus terusan dianggap
sakit, meski memang keadaanku sedang sakit, ahhhh, mendengar suara cakka yang
begitu merdu telingaku merasa nyaman dan menuntunku untuk kembali tidur.
SKIPPPPP
2
jam berlalu, aku tersadar dari mimpi tentangnya, tentang cakka yang selalu
menyayangiku. menyayangi dengan segala ketulusannya, ketulusan yang hadir murni
dari dalam raganya, ahhh apa aku ini, sedang sakit masih sempat sempatnya
menguntai kata. saat aku terbangun aku terkejut bahwa aku sudah ada di kamar
rumahku sendiri, dinding dinding berwarna fucshia dengan sticker sticker kartun
disettiap dindingnya, itu membuat diriku merasa nyaman, ternyaman kedua setelah
cakka.
“kok
aku ada disini?” tanyaku linglung.
“hehhh
pengkhianat!!! lo itu dianterin sama cowo gue!!! puas lo sekarang?” ucap agni.
“cakka
nganterin aku? kamu pacarnya cakka? kenapa cakka gak pernah bilang ke aku? dia
bilang malah udah putus dan karena dia kecewa berat sama kamu!! yang bener yang
mana?” ucapku.
“ahhh
tau lahhh,”
“dia
mantan aku shill, kamu jangan percaya apapun ucapan dia, dia cewe gak tau malu,
gak tau diri dan gak tau yang lain lainnya -_-” celetuk cakka muncul dari mulut
kamarku.
“kak,
untuk yang terakhir kalinya aku minta, kakak jangan pernah sakitin hati kak
agni!!!” ucapku sembari mengukir sungai di pipiku.
“gak!!!
dia yang udah menyakiti hati aku shill!!! aku gak mau lagi kenal dia!!” ucap
cakka.
“lo
itu bener-bener play boy cak!!” ucap agni.
“sorry
gua bukan playboy, gue cuma memilih yang terbaik buat gue, dan itu ada pada
shilla, bukan elo ag…” balas cakka.
“arggghhhh,
kalian berdua bikin aku jadi tambah pusing tau gak?” bentakku.
“hehh
elo elo elo dan elo semua yang ada disini, ngapain ribut banget sihhh? ini anak
satu penyakitan lagi. ngapain masih disini, gak mati sekalian aja?” ketus bang
iyel keras.
“ehh
bang, aku tau shilla penyakitan, tapi shilla behak menentukan hidupnya, emang
abang siapa ngatur-ngatur hidup shilla? abang Nabi? Malaikat? atau Tuhan?
ishhh, baru tau ada orang sejahat dua orang ituh… agni? bang iyel, kalian tuh
cocok tau gak di jadiin couple enemy wanabe!!” celetuk cakka.
aku
lihat betapa besar pembelaan cakka tadi.. aku pun melihat dengan mataku sendiri
kalao agni mendekati abangku, apa sihhh rencana mereka untukaku? mereka berdua
mengiginkan aku untuk cepat pergi dari dunia ini, namun umurku emang udah gak
lama lagi…
“yel,
gue gagal ngejauhin cakka dari shilla, adhek lo kayaknya udah cinta mati tuh
sama cakka…” bisik agni
“gue
juga gagal bikin supaya cakka jauhin adhek ngue tercinta itu, gue gak mau dalam
keluarga ini ada sosok cowo yang lebih ganteng dari gue nantinya..” balas iyel.
“hahahha…
jadi itu alesan lo benci mereka berdua wwkwkwk lucu juga lo jadi orang yel :p”
seru agni, suasana berubah jadi hening
“ka
agni sama bang iyel kenapa?” tanyaku heran.
“sebelumnya
maaf nih shill, kakak cuma disuruh abangmu ini biar diantara kalian gak ada apa
apa, soalnya abangmu ni takut kalah saing kegantengannya sama cakka hihihihi…” ucap
agni jujur.
“astaga
kak iyel!!!!” dengus cakka.
skippp…
awal
libur musim panas tiba, kuganti kostum tidurku dengan gaun pantai yang cantik
dan anggun, aku menunggu sang kekasih si cakka menghampiriku. setelah menunggu
sekitar 15 menit di ruang tamu akhirnya deru kendaraan hadir di pelataran
rumahku, dengan pasang muka yang ceria aku segera menghempirinya, kembali
merasakan getaran jantung yang tak sepatutnya, rasanya aku alergi terhadap
harum parfumnya cakka, wangi parfum ini selalu membuat jantungku berdebar
kencang, setelah sebulan aku menjalin kasih dengannya baru keli ini aku sempet
jalan bareng sama dia pffff…
pantai
marina adalah tujuan kami berdua, duduk di tepi adalah hal yang aku impikan
selama ini, namun ditengah indahnya cerita, pinggangku kembali merasakan sakit
yang luar biasa, kepalaku serasa ingin meledak dan mulutku serasa ingin
mengeluarkan semua isi dalam perutku.
“kamu
kenapa shill?” tanya cakka.
“pusing
kka…” ucapku lalu dengan sukses tubuhku kembali terebah dipangkuan cakka, ia
mebawaku ke rumah sakit dengan rasa cemas ia menggenggam tangan ku erat, aku
merasakan semuanya, aku mendengar isakan tangisnya, aku tau seberapa cepat
jantungnya berdebar, aku tau seberapa khawatirnya ia melihatku seperti ini,
tiba tiba aku kembali melihat setitik cahaya yang dulu kecil, sekarang berubah
menjadi sebuah lingkaran 3 dimensi yang penuh asap wangi disekelilingnya,
mungkinkah ini surga? begitu dekat? apa mungkin ini saatnya? saat aku harus
meninggalkan semuanya? aku menangis dalam alam bawah sadarku, dan air mataku
keluar di alam sadar. aku merasa seseorang menghapus semua lukaku, mungkin iu
cakka, kenapa aku tak bisa terbangun? mengapa mata ini sulit untuk membuka? apa
jalanku sudah usai? apa aku sudah jauh dari dunia nyata? apa aku sudah ada di
surga?
beberapa
menit akhirnya aku tersadar aku tersenyum melihat semua orang disekelilingku,
ada ify, rio, sivia, alvin, bang iyel, kak agni, mamah, papah dan juga cakka.
satu persatu dari mereka mnggenggam tanganku.
“shilla
sayang kalian semua, dan kamu cakka” ucapku. setelah aku mengucapkan kata itu,
aku merasa sekujur tubuhku dingin dan bergetar, aku tak lagi merasakan sakit,
justru yang aku rasakan itu adalah damai…
dan
semua orang menangis akan kepergian shilla. shilla pergi dengan kata
terakhirnya “shilla sayang kalian semua, dan kamu cakka”
“shillaaaaaaaaaaaaaaaa,
lo itu gak akan pernah ada gantinya di geng kita, inget itu ya shill” ucap
sivia.
“shill,
kepergian kamu begitu menyiksa kami semua, aku juga sayang kamu shill” celoteh
ify.
“maafin
mamah sayang!!!”
“maafin
papah juga, karena selama ini papah gak pernah ada buat kamu,,”
“sorry
banget ya adikku… abang selalu ingin kamu cepat-cepat mati, padahal abang itu
sayang kali sama kamu shill..” ucap iyel sambil mengecup dahi adiknya itu.
“shill,
selama lo hidup gue belom pernah harlem shake sama elo shill hiks hiks…”
“shill,
jangan dengerin alvin, mending gangnam style daripada harlem shake…” balas rio.
“ahhh
elo kagak gaul, harlem shake lagi heboh tauuu…” sahut alvin.
“ahhhh
konyol lu berdua, shill maafin gue udah pernah jadi penghalang antara cinta lo
sama cakka..” ucap agni terakhir kali sebelum dokter membawa shilla ke ruang
jenazah. semuanya keluar kecuali cakka, ia tetap menemani raga kekasihnya itu
bersama dokter yang sedang menanganinya,
“muachhh”.
ciuman hangat cakka mendarat tepat di bibir shilla yang dingin membeku itu.
“maafin
aku shill, aku lancang udah ciium kamu, aku tau kamu bukan putri salju yang
ketika aku menciumu lalu kau dapat terbangun kembali, namun kita hanyalah
manusia biasa, maka biarlah aku mendaratkan ciuman tadi pada ragamu yang sudah
tak bernyawa ini shill, i’m always love you… kamu akan tetap jadi little babyku
untuk selamanya…” ucap cakka tetap dengan gaya calmnya. dan dilihatnya raga
shilla yang sudah tak bernyawa itu tersenyum, senyuman itu adalah senyuman
terakhir bagi cakka..
Cerpen yang berjudul "Bukan Putri Salju" merupakan sebuah karangan dari seorang penulis yang bernama Citra Intan Budiarti.
Posting Komentar untuk "Cerpen Cinta - Bukan Putri Salju | Citra Intan Budiarti"