Cerpen Fantasi - Gadis Pemimpi - Puspita Sandra Dewi
Namanya Leyra Amartha. Nama indah pemberian ayah dan ibunya. Tahun ini Leyra genap berusia 16 tahun. Kata orang-orang, ia memiliki wajah bulat yang manis, dengan bola mata coklat, dan rambut hitam yang indah. Sayangnya, ia tidak pernah memiliki kesempatan berdiri di depan cermin, menikmati cantiknya maha karya Tuhan terhadap dirinya.
Leyra, tidak seperti kebanyakan anak
perempuan lain. Anak-anak seusianya menghabiskan waktu untuk belajar,
bersantai, berkumpul dengan teman-teman, dan mengadu rasa dengan lawan jenis.
Sedang ia, hanya anak perempuan biasa yang menghabiskan waktu berbaring di atas
tempat tidur.
Kira-kira tiga tahun yang lalu, ia
terjatuh di sekolah dan tidak sadarkan diri. Leyra dilarikan ke RS terdekat.
Dan setelah keluar dari sana, tubuhnya malah harus berbaring di atas tempat
tidur, lumpuh, dengan rambut yang mulai menipis kian hari. Entah penyakit apa
yang ia derita. Ayah dan ibu sepertinya enggan bercerita.
Setiap hari, kala ia membuka mata, hanya
langit-langit ruangan kamar itu dan cahaya matahari yang menerobos masuk dari
jendela, yang menyambutnya. Apa boleh dikata, Leyra digariskan hidup dalam
keluarga yang sederhana. Sangat sederhana. Setiap pagi, sekitar pukul empat,
ibu pergi ke pasar berdagang sayur-sayuran, sedang ayah pergi menyupir mobil
angkuta umum. Kakaknya, tidak begitu peduli. Ia sibuk dengan kuliahnya.
Sedangkan kedua adiknya yang lain, sibuk dengan sekolah, teman-teman, dan
mainan mereka.
Kesunyian telah menjadi teman akrab
baginya. Namun, ada satu hal yang selalu membuat ia bersemangat. Setidaknya
semangat itu dapat menyapu rasa kesendirian dalam dirinya. Hal itu adalah,
malam. Ya, Leyra sangat menyukai malam. Bukan karena gelap yang membanjiri
langit. Bukan karena paduan suara para serangga malam. Bukan pula karena
indahnya bulan dan bintang yang menghiasi langit, kata orang-orang. Tapi,
karena malam adalah waktunya untuk tidur. Entah kenapa, tidur juga menjadi
salah satu teman terbaik baginya setelah kesunyian.
Alasannya sederhanya. Mimpi. Sebagian
orang mungkin akan tertawa jika mendengar bahwa Leyra adalah seorang gadis yang
senang bermimpi dikala tidur. Mungkin lebih dari sekedar senang. Ia hobby.
Leyra selalu menanti-nantikan kedua matanya terpejam. Tidur. Kemudian
berpetualang di alam mimpi.
Sejak tubuhnya terbaring lumpuh, ia tak
pernah bisa menginjakkan kaki untuk melangkah kemana pun. Hanya ketika berada
di dalam mimpi, ia dapat berjalan, belari, terbang, dan merasa hidup. Mimpi
memberinya kekuatan dan keberanian untuk menghadapi hari esok.
Ia ingin hidup di dalam mimpi. Menjadi
ratu atas sebuah negeri. Terbang bebas di langit yang bersih.
Mimpi. Mimpi. Mimpi.
_Mimpi buruk, tentang Nenek Sihir_
Suatu hari seorang gadis berada di
hutan, tertawan dalam sebuah rumah yang dipenuhi dengan berbagai aroma tak
sedap. Kedua tangannya terikat. Pakaiannya tampak kumal dan lusuh. Entah sudah
berapa lama ia berada di rumah itu.
Dilihatnya ada sebuah tungku dengan
periuk besar di atasnya. Ia meninggikan leher, mencoba melihat apa yang tengah
dimasak di dalam periuk itu. Ia melihat sesuatu. Awalnya ia tidak yakin, tapi
kemudian ia terkejut ketika melihat kepala seekor kucing menyembulkan ke atas.
Ia ketakutan dan mencoba melepaskan
tangannya dari tali yang mengikat. Terdengar pula olehnya suara tawa yang
mengerikan. Suara tawa seorang nenek. Suara itu berasal dari ruang bawah tanah.
Kemudian suara lain menyusul. Terdengar suara pukulan, dan berakhir dengan
suara lengkingan seekor kucing. Tawa nenek itu terdengar lagi. Begitu
menakutkan.
Gadis itu berusaha keras melepaskan
tangannya. Dan beruntung, tali itu melonggar dan ia terlepas. Ia berdiri perlahan
dan melihat pintu keluar. Ia berjalan dengan hati-hati dan keluar dari rumah
itu.
Ia berlari secepat mungkin, menjauh dari
rumah itu. Suara-suara hutan berkeliaran di sekitarnya. Ia tidak peduli. Ia
tidak ingin tertangkap oleh nenek itu. Namun sayang, nenek itu mengetahui
pelariannya. Ia bergegas mengejar gadis itu. Nenek tua itu bergerak amat cepat,
menyusul si gadis.
Gadis itu sempat menoleh ke belakang.
Mencoba melihat rupa dari sang nenek. Nenek itu mengenakan jubah hitam
robek-robek, dengan topi kerucup di kepalanya. Biasa dikenal, Nenek Sihir.
Gadis itu berlari lebih cepat. Ia semakin
takut. Tapi tiba-tiba, sesuatu yang besar menghadangnya dari depan. Makhluk
raksasa mirip manusia, bermata satu, dengan tubuh berwarna hijau. Suara makhluk
itu terdengar sangat mengerikan. Ia mengerang dan berteriak.
“Mau lari kemana kau gadis kecil!
Kemarilah! Nenek ingin memakanmu!” teriak si nenek di belakang sana, disusul
tawanya yang khas.
Gadis itu semakin ketakutan. Ia berlari
ke arah lain, menghindar dari makhluk raksasa hijau dan nenek sihir pemakan
anak-anak. Ia tidak tahu kemana kaki itu akan membawanya, dan kapan pelariannya
akan berakhir. Yang ia mau adalah terlepas dari nenek sihir.
Ia berlari. Terus berlari. Keringat
mengucur di sekujur tubuhnya.
Leyra terbangun dari tidurnya. Dirasanya
sebuah kain hangat menyapu keringat di dahinya. Ia melihat ibu duduk di tepi
ranjang, sedang ayah memperhatikannya dengan raut wajah sedih. Terlihat pula
seorang laki-laki berdiri di samping ayah, mengenakan blazer putih dan
stetoskop yang menggantung di lehernya. Orang-orang menyebutnya dokter.
Seseorang yang ahli dalam mendeteksi penyakit dan meramu obat untuk
menyembuhkan sakit pasien. Tapi anehnya, mereka tidak dapat mendeteksi penyakit
apa yang membuat seorang gadis memiliki hobby bermimpi.
“Ibu, kenapa ada dokter di sini?” tanya
Leyra.
Ibu tersenyum sambil menggelengkan
kepala, “Tidak ada apa-apa. Istirahat saja.”, ucapnya mencoba meyakinkan Leyra
kalau semuanya baik-baik saja. Kemudian ayah dan dokter itu pergi meninggalkan
kamar Leyra.
Maudy mendekati sisi lain ranjang Leyra.
Ia duduk di dekat kepalanya, kemudian mendaratkan elusan lembut di kepala
Leyra. Kedua adiknya turut duduk di samping Maudy. Mereka memijit-mijit pelan
tangan Leyra.
“Maaf ya, kakak jarang punya waktu buat
nemani kamu.” Suara Maudy terdengar berat.
“Sakit ya, kak?” tanya Mucika, anak
ketiga dalam keluarga itu.
“Galih sayang kakak!” ucap si bungsu.
Aneh, rasanya Leyra merasa sangat lelah.
Ia tak mampu mengeluarkan suara. Ia hanya bersuara melalui senyuman, diiringi
air mata. Entah kenapa, ia merasa begitu bahagia.
Ayah tampil kembali. Ia duduk di samping
ibu, kemudian memegang tangan Leyra yang terasa dingin. Semuanya ada di kamar
itu. Ada ayah, ibu, kak Maudy, Mucika, dan Galih. Itu adalah hal yang selama
ini dirindukan Leyra. Berkumpul bersama keluarga yang dicintainya.
Sempat ia teringat mimpi sesaat sebelum
ia terbangun. Mimpi buruk. Dikejar seorang nenek sihir dan makhluk raksasa
hijau. Harapan terbesarnya sudah terpenuhi, dan kini tinggal satu. Mimpi indah.
Kini ia siap untuk beristirahat. Siap
untuk memejamkan mata. Siap untuk petualangan baru di alam mimpi. Siap untuk
berjalan, berlari. Terbang di angkasa maha raya. Menjadi ratu atas sebuah
negeri yang indah.
Mata terpejam..
_Mimpi indah, tentang dongeng Putri
Leyra_
Seorang gadis terbangun dari tidurnya.
Ia berada di atas sebuah ranjang yang megah, di dalam ruangan besar yang indah.
Ia turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kaca rias yang besar. Ia
memandangi paras dirinya yang mengenakan gaun tidur yang cantik. Ia menyisir
lembut rambut coklatnya yang indah. Terpancar sinar kelembutan dari manik
matanya yang berwarna cokelat. Ia adalah seorang tuan putri. Putri Leyra.
Suatu kali putri Leyra berjalan di
koridor istana dan tak sengaja melihat pintu kamar kakaknya, putri Maudy, tidak
tertutup rapat. Ia berjalan mendekati pintu itu dan mengintip melalui calahnya.
Matanya menangkap sesuatu yang begitu menakjubkan. Ia melihat kakaknya melayang
di udara.
Putri Leyra buru-buru masuk untuk memastikan
kalau penglihatannya tidak salah. Dan ternyata benar, kakaknya sedang melayang
di udara. Sang kakak begitu terkejut melihat kedatangan adiknya. Ia bergegas
mendaratkan kakinya dan berlari menutup pintu kamar. Ia mendekati Leyra dan
mengatakan sesuatu.
“Kamu harus merahasiakan hal ini, sampai
waktunya tiba.” kata putri Maudy.
“Apa maksud kakak? Dan kenapa kakak bisa
terbang?”, ia bertanya.
“Sudah waktunya kamu tahu rahasia
keturunan keluarga kita. Keturuan dari ayah, memiliki kemampuan yang istimewa, yaitu
dapat terbang. Sejak dahulu, yang boleh menduduki tahta raja di negeri ini
hanya keturunan asli dari ayah, dan keturunan itu harus memenuhi persyaratan.
Syaratnya, dapat terbang.”
“Itu artinya, jika ayah meninggal, maka
kakak akan menggantikan kedudukannya?”
Tiba-tiba pengawal menerobos masuk dan
menyampaikan suatu berita yang mengejutkan.
“Putri, raja telah meninggal!”
Leyra dan Maudy sangat terkejut. Mereka
bergegas lari menuju kamar raja. Dan ternyata benar, ayah mereka telah
meninggal. Sementara itu para menteri bertanya-tanya kepada ratu tentang
pewaris tahta berikutnya.
“Aku yang akan menggantikan kedudukan
raja.” ucap Putri Maudy. Dan saat itu pula ia menunjukkan kemampuannya. Ia
melayang di udara. Dan semua orang yang ada di dalam kamar itu segera memberi
hormat padanya. Putri Maudy menjadi ratu atas negeri besar itu.
Namun sayang, setelah ia menduduki tahta
raja, semua berubah. Ia memerintah dengan kejam. Ia menjadi ratu yang angkuh.
Rakyat sangat takut padanya dan para menteri membencinya. Ibu sudah berusaha
memperingatkannya, tetapi hal itu percuma.
Suatu malam putri Leyra merenung di
kamarnya. Ia kecewa dengan perilaku sang kakak yang berubah sejak menduduki
tahta raja. Ia kelihangan sosok kakak yang dikenalnya. Entah kenapa terlintas
sesuatu di pikirannya saat itu. Bagaimana jika suatu waktu kakaknya meninggal.
Siapa yang akan menggantikan. Jika tidak ada satu pun dari antara dia atau
kedua adiknya yang dapat terbang, maka para menteri akan mencari pengganti dari
keturunan kakeknya yang lain. Jika hal itu terjadi, maka ia beserta ibu dan
adik-adiknya akan diusir dari istana.
Leyra tidak mau hal itu terjadi. Maka ia
mencoba untuk terbang. Ia meyakinkan diri, dan percaya kalau ia dapat terbang
seperti sang kakak. Dan benar saja, kakinya terangkat dan ia melayang di udara.
Ia mencoba bergerak ke sisi-sisi ruangan. Ia begitu senang, dan ia menorehkan
sumpah di hatinya, ia akan menjadi pemimpin yang baik.
Suatu hari para dayang memberitahu ia
dan ibunya, kalau ratu Maudy mengurung diri di kamarnya. Sudah beberapa hari ia
tidak mau keluar dan tidak mau makan. Leyra dan ibunya menjadi cemas. Mereka
pergi ke kamar Maudy. Maudy terlihat mengenakan gaun tidur berwarna putih. Ia
duduk di atas meja di dekat jendela. Memandang ke langit. Wajahnya tampak
pucat. Ia terlihat sedih. Tak lama, akhirnya ratu Maudy jatuh sakit dan ia
meninggal dunia.
Kabar kematiannya segera terdengar di
seluruh negeri. Rakyat mulai sibuk membicarakan pemimpin berikutnya. Para
menteri berniat mengangkat keturunan lain dari raja terdahulu untuk menjadi
pemimpin berikutnya. Dan hal itu membuat ibu Leyra ketakutan. Jika hal itu
terjadi, maka ada kemungkinan mereka akan dibunuh oleh penguasa berikutnya,
untuk menghindari kembalinya tahta ke tangan keturunan ayah mereka.
Maka, Leyra memanggil ibunya dan seluruh
menteri. Di hadapan mereka semua, ia menunjukkan kemampuannya. Ia melayang di
udara. Dan tiba-tiba cahaya mengitari tubuhnya.
“Aku akan meneruskan tahta ayahku.”
Saat itu juga para menteri memberi
hormat padanya. Leyra segera ditetapkan menjadi ratu negeri itu. Para dayang
berbondong-bondong datang ke kamarnya. Mereka merias wajahnya dan mengenakan
gaun yang indah pada tubuhnya.
Ia naik ke atas tandu yang megah dan
dibawa menuju kursi tahta. Sesaat sebelum duduk, ia melayang di udara dan
membentangkan kedua tangannya. Dan seketika, istana riuh dengan sorak-sorai.
“Hidup ratu Leyra!”
Sejak saat pemerintahan Leyra, situasi
di negeri itu berubah. Ratu Leyra memimpin dengan bijaksana. Ia seorang yang
penuh kelembutan, rendah hati, hidup dalam kesederhanaan, dan memperhatikan
hidup rakyatnya.
Leyra menjadi ratu di negeri alam mimpi.
Selamanya.
Cerpen yang berjudul "Gadis Pemimpi" merupakan sebuah cerita rakyat karangan dari seorang penulis yang bernama Puspita Sandra Dewi. Kamu dapat mengunjungi blog penulis di link berikut: worldartsandra.blogspot.com
Posting Komentar untuk "Cerpen Fantasi - Gadis Pemimpi - Puspita Sandra Dewi"