Cerpen Cinta - First And Last Love | Mia Rizkiya Romadhona
First and Last Love - Mia Rizkiya Romadhona
“Cinta? Apa itu? Semacam kue talam banjar kah?” tanyaku sinis pada Kate. PLAKK!! Sebuah tamparan jatuh dipipiku. “Kau ini! selalu saja, jika aku tanya soal cinta kau selalu jawab tak jelas seperti itu!” seru Kate tak terima. Aku mengelus-elus pipiku bekas tamparan Kate dengan iba. “Kau tahu, aku paling benci bila dikait-kaitkan dengan hal yang berlambang hati itu.” Jelasku.
Aku memang kesal padanya. Bagaimana
tidak? Setiap aku dan Kate bertemu, selalu saja itu yang dibahas. Apalagi kalau
bukan tentang C-I-N-T-A. “Kau tahu kan? Aku belum kepikiran soal cinta. Cukup
saja kusimpan cerita itu dari pada aku harus tersakiti.” Kataku sekali lagi.
Kini Kate terdiam. Agaknya dia memahami kata-kataku. “Benar juga.” Gumamnya.
“Oke, Thanks for your help!” dia meninggalkan aku terlantar didepan kelas. Aku
menghela napas, mengapa selalu ada kata cinta itu sih? Jatuh cinta itu memang
hal lumrah. Tapi harus mengerti situasi dan kondisinya terlebih dahulu dong!
Cinta kan, bukan satu-satunya hal yang bisa menenangkan pikiran kita jika
sedang bersedih. Menurutku, lebih baik aku mengikuti sepak bola full time dari
pada harus merasakan jatuh cinta. Mungkin pemikiranku ini bodoh, karena
sebelumnya aku belum pernah jatuh cinta!
Lamunanku dibuyarkan dan diganti oleh
sosok laki-laki didepan mata. “Ryan Schaffer?” tanyaku. Cowok yang baru ku
kenal dari kelas 7-4 dan kini dikelas 8-5. “Yumi, sebaiknya nanti kita harus
menyusun rute untuk ‘Scouting Challenge’! Nanti kan tak ada peningkatan mutu?”
sahut Ryan. Aku hanya mengangguk. “Tenang saja, aku pasti ikut kok.” Katanya
sambil menepuk bahuku dan berlalu. Aku lupa! Aku harus menyiapkan “Scouting
Challenge” untuk kelas 7. Mungkin, karena Kathryn Lawrence si Cewek Cantik dan
Populer yang tak lain adalah sahabatku sendiri. Gara-gara soal cinta tadi aku
sempat tak fokus jadinya. Huh! mana mungkin aku si Cewek Tomboi yang Lugu Soal
Cinta harus menyelesaikan masalah cinta Kathryn Lawrence si pacar Tawny Holguin
si Dewan Murid?
Sepulang sekolah, seperti janjiku, aku
akan mencari rute untuk “Scouting Challenge 7th Grade”. Sebelumnya, aku sedang
berdiskusi dengan para cowok yang “Beken” ini.
“Bagaimana kalau kita melewati Hudson
Street? Disana jalannya sedikit lebar.” Usul Alex Slack, cowok yang jago
matematika.
“Jangan disana! jalan itu terlalu jauh
dari sekolah kita. Lebih baik kita lewat Mihn Street?” tanya Jaime Davilla,
wakilku dalam Scouting Challenge ini.
“Jangan, lewat Megan Street saja!” usul
Ryan Schaffer, yang bertemu denganku tadi itu loh.
“Sudah-sudah! lebih baik kita menelusuri
semua tempat itu, agar kita mengetahui berapa jarak rutenya.” Seruku memecah
perdebatan mereka.
“Aku ikut!” papar Holly Anderson,
sahabat Ryan Schaffer yang bersifat lugu walau sebenarnya jenius. Aku hanya mengangguk.
Empat cowok “Beken” ini berjalan
bersamaku. “Yumi, sejak kapan kau tomboi seperti ini?” tanya Jaime. “Mungkin
sejak kecil, karena aku mencintai dunia sepak bola.” Jawabku. Seketika itu Ryan
seperti tersedak makanan. ”Yumi tomboi? Emang iya?”
“Haduh kau ini! tak perlu kau tanya,
pasti kau tahu sendiri. Walaupun dia berjilbab namun penampilannya tomboi. Apa
kau tak menyadarinya?” jawab Holly yang sudah mengenalku sejak MOS. “Mungkin
karena kau baru mengenalku di kelas 8 ini jadi kau belum tahu. Lihat saja,
sepatu apa yang aku pakai?” tanyaku kepo.
“Wahh! sepatu futsal. Gila!” pujinya.
“Sebenarnya aku salah memakai sepatu.
Sepatu itu hanya untuk latihan futsal, tapi karena tadi aku berangkatnya
buru-buru jadi salah memakai sepatu.” Jelasku pada mereka, kecuali Alex. Dia
masih mengukur dan menghitung langkah untuk mengetahui jarak rutenya. Kami
berhenti di pos pertama. Aku dan 4 Cowok ini berhenti sejenak. “Sebaiknya kita
tukar aja. Aku pingin jadi cewek nih.” Kata Holly. Aku kaget setengah mati. “Jadi
cewek? Apa kau ini gila? Lebih enak itu jadi cowok. Mereka itu simple.” Kataku.
Holly mendesah.
Sekarang aku jadi bingung, mengapa aku
mengajak 4 cowok ini?
Alex Slack, karena dia bisa mengukur
jarak dengan langkah kakinya. Jaime Davilla, karena dia wakilku dalam Scouting
Challenge ini. Holly Anderson, cowok polos tapi dia bisa memberikan ide-ide
jenius. Sementara Ryan Schaffer? Aku mengajak Ryan karena dia itu suka Hang Out
(alasan yang nggak jelas). Dan juga, rutenya itu dekat rumahnya.
Kami berhenti di pos ketiga, dekat
Ryan’s Elementary School (sekolah dasar Ryan dahulu). Haus, panas, dan sedikit
melelahkan. Apalagi si Holly dan Jaime yang dari tadi mengeluh. “Didekat sini
ada kedai. Ada yang mau ikut?” tanya Ryan. ”Mau!!!!” seruku dan Jaime bersamaan.
Aku dan Jaime berlari menyusul Ryan yang berjalan bak robot tanpa hati yang
terus berjalan mencari target, sementara Holly dan Alex berjalan lemas
dibelakang. Lariku ternyata bisa menyusul Ryan, Jaime kini lemas dibelakang.
“Wah, ngajak Battle nih anak.” Seru Ryan sambil berlari lebih kencang dan makin
mendahuluiku. Harus ku akui, larinya cukup cepat dariku. Dia tersenyum sinis.
“Tuhkan, aku yang menang. Katanya cewek
tomboi, huuuuu cemen!”
“Puas-puasin tuh olok-olokan mu! kamu
itu yang nggak sportif. Lariku nggak kencang gara-gara bawa tas super berat
ini. Ngerti?”
“Eh, sportif nggak sportif aku tetap
menang!”
“Egois banget kamu! Dasar…..”
“STOP! HENTIKAN!” teriak Jaime. Aku yang
sebenarnya siap dengan pukulan ‘Tapak Suci’ ku terdiam sejenak. Ryan juga begitu.
Tapi, justru kami makin menyiapkan strategi dan serangan besar lagi, aku
menatap sinis Ryan, Dan……
Namun itu kejadian dua hari yang lalu.
Aku sedang bersiap-siap untuk mengikuti eskul “English Convertation” disekolah.
Tiba-tiba dering handphone ku berbunyi. Ada SMS masuk dengan nomor yang nggak
aku kenal. Begini isinya:
“Kapan kita kumpul buat izin pos
penjelajahan Scouting Challenge? Pakai baju apa?”
“Uh! kan sudah aku katakan kalau HP ku
ini sebenarnya disita. Pulsaku juga habis lagi. Argh!” gerutuku kesal. Aku
langsung menyambar tas ranselku dan berangkat ke sekolah yang digunakan sebagai
pos penjelajahan SC 7th Grade.
Aku hampir menunggu satu jam di Maylle
Elementary School. Tak ada Jaime, Alex, Holly, maupun Ryan. Sialnya, HP ku
sedang tak ada pulsa dan masih disita. Dan sialnya lagi, kami tidak boleh
menjadikan Maylle ES ini sebagai pos! Sial, sial, dan sial!!!
Waktu sudah menunjukkan pukul 13.55. Aku
segera bersiap untuk memulai Scout Training. Aku segera bersiap untuk memulai
Scout Training. Aku mengayuh sepeda menuju ke sekolah. Biasanya, Scouting
Training dimulai pukul 15.15. Tapi karena SC 7th Grade ini jadinya ada rapat
terlebih dahulu. Huh! lama-lama SC 7th Grade ini membunuhku. Aku jadi maha
sibuk. Aku juga jarang mengikuti Football Training. Taruh dimana mukaku disaat
pelatihku marah-marah?
“Yumi, kau hampir saja terlambat!”
“Terlambat apanya? Yang datang cuma
seksi acara doang!” bantahku pada Jaime. Tuhkan, lama-lama aku banting
satu-satu! Akhirnya dengan serta-merta, aku rapatkan mereka yang hadir terlebih
dahulu.
Aku menghempaskan tubuhku di tempat
tidur. Letih rasanya, tapi masih untung letih karena tugas ini dari pada galau
karena cinta. Cinta lagi, *nah lho (?)
Handphone ku berbunyi. Pulsa masuk.
Aaaaa!! yeyeye, jadi nggak disita lagi deh *alay deh* Aku langsung meng-sms
orang yang sms aku tadi pagi.
Yumi : Maaf, ini siapa? 😮
(?) : Ryan Schaffer.
Ternyata ini anak. Lumayan punya teman
sms an.
Ryan : Gimana SC 7th Grade nya?
Yumi : Udah deh, lagi males mikirin itu.
Capek plus seteres! -__-“
Ryan : Kasihan deh, yumi nya capek :p
Yumi : Tumben amat kamu peduli?
Ryan : Kan aku care sama kamu 😀
Yumi : Ah, kamu bisa aja
*meluk kecoa*
Ryan : Yekk, kecoak kok dipeluk,
mendingan kan aku yang dipeluk 😀
Yumi : Ahh, kamu bikin aku makin
klepek-klepek?
Ryan : Kamu jangan klepek-klepek kayak
ikan kurang air, ntar cantiknya ilang loh 😀
Yumi : Kamu bikin aku jadi makin
nge-fly?
Ryan : Jangan terbang dong ntar kan aku
bisa merana karena kehilangan kamu 😀
Idihh ini anak. Buat aku kehipnotis akan
kata-katanya. Sebenarnya aku paling benci digombali apalagi sama cowok. Tapi
entah kenapa, aku menikmatinya dan makin diam terpaku. Biasanya, kalau ada yang
begitu, aku nggak segan-segan melempar sepatu. Tapi mengapa ini tidak?
Mulai hari itu juga, aku makin penasaran
dengan Ryan. Aku merasa aneh dengan sikapku sendiri. Sejak itu pula, aku nggak
bisa tidur selama 2 hari. Fikiranku selalu terbayang tentang Ryan Schaffer. Ada
apa dengan dia? Ada apa juga dengan diriku? Rasanya aku ingin bertanya tentang
masalah ini. Dan aku sudah menemukan siapa orangnya.
“Hai!” sapaku pada Kate. “Hai tumben
amat kesini. Ada apa?” tanya Kate penasaran. “Um… aku mau tanya. Jatuh cinta
itu seperti apa sih?”
“HWAAAA! APA? YUMI JATUH CINTA?”
PLAKK!! Aku tampar wajah Kate. Kalau
satu kelas dengar jeritan dia ini, bakal banyak paparazzi nggak resmi datang
like Honey and Bee!
“Aku Cuma tanya!” seruku.
“Coba aja sendiri. Rasanya itu tidak
bisa dilukis dengan kata-kata!” jawabnya sambil pergi. Aku jadi makin
penasaran. What The Meaning of Affection?
Tapi disisi lain, disisi lain cerita
tentang Ryan Schaffer, aku sebenarnya menyimpan sebuah cerita. Aku mengidap
penyakit Jantung Koroner Stadium 2, Asma Akut dan Infeksi Tenggorokan Stadium
1. Dokter berkata bahwa hidupku sudah tak lama lagi. Tapi aku hanya cuek soal
ini. Hanya aku dan keluargaku saja yang tahu. Aku tidak ingin semua orang
mengetahuinya. Aku tak ingin siapapun jadi “Over Protektif” gara-gara
penyakitku ini. Aku ingin satu hal. Jika aku meninggal kelak, aku tak ingin
meninggalkan karena 3 penyakit yang menyerang sekaligus ini. Aku ingin
meninggal diluar itu, dengan “Khusnul Khotimah” dan tersenyum bahagia pada
orang yang didekatku.
Malam harinya aku meng-sms Ryan Schaffer
dan bertanya akan kejadian aneh yang aku alami belakangan ini.
Yumi : Jatuh cinta itu seperti apa sih?
Ryan : Ecieee, ada yang lagi kasmaran
nih 😀
coba aja kamu rasakan sendiri
Yumi : Seperti tidak bisa tidur dua
hari?
Ryan : Nah, itu salah satunya (y)
Yumi : Aku nggak lagi kasmaran kok. Cuma
nanya doang?
Ryan : Emang belum pernah? 😮
Yumi : Belum. Maka nya aku tadi tanya
kamu. Kamu pernah ngerasain cinta? Udah pernah pacaran juga?
Ryan : Wahh, aku dulu playboy tau :p
Yumi : Ihh, playboy 😀
Ryan : Itu dulu Yumi D-U-L-U
Yumi : Tapi sama aja kaleee -___-“
Ryan : Kamu juga pernah pacaran?
Yumi : Ngerasain jatuh cinta aja nggak
pernah. Apalagi pacaran -__- Makanya tadi aku tanya sama kamu
Ryan : Lihat aja, aku bisa jadi pacar
pertamamu kalau aku mau :p
Yumi : Apaan sih kamu ini. Malu tau._.
Ryan : Jangan dianggap serius loh.
Yumi : Udah dulu ya aku mau tidur dulu.
Makasih udah temenin aku sms an. See you next Time. Have a nice dream ya?
Wassalamu’alaikum.
Ryan : Iya, Wa’alaikum salam 🙂
Kejadian malam itu makin buatku aneh.
What Happend with me? Saat ini aku duduk disamping kelas 8-5, sambil memutar
lagu. Aku membawa lirik sebuah lagu.
The stars lean down to kiss you
And I lie awake I miss you
Pour me a heavy dose of atmosphere
Cause I’ll doze off safe and soundly
But I’ll miss your arms around me
I’ll send a postcard to you dear
Cause I wish you were here
I watch the night turn light blue,
But it’s not the same without you
Because it takes two to whisper quietly
The silence isn’t so bad
Till I look at my hands and feel sad
Cause the spaces between my fingers
Are right where yours fit perfectly
I’ll find repose in new ways
Though I haven’t slept in two days
Cause cold nostalgia chills me to the
bone
But drenched in Vanilla twilight
I’ll sit on the front porch all night
Waist deep in thought because when I
think of you
I don’t feel so alone
I don’t feel so alone
I don’t feel so alone
As many times as I blink I’ll think of
you… tonight
I’ll think of you tonight
When violet eyes get brighter
And heavy wings grow lighter
I’ll taste the sky and feel alive again
And I’ll forget the world that I knew
But I swear I won’t forget you
Oh if my voice could reach back through
the past
I’d whisper in your ear
Oh darling I wish you were here
“Hei! apa yang kau baca?”
Lamunanku dibuyarkan oleh seseorang. Dia
lagi dia lagi (?). Siapa lagi kalau bukan Ryan? Dia mengambil kertas
ditanganku. “Owl City-Vanilla Twilight. Wahh, aku suka lagu ini. Kau juga?”
tanya Ryan.
“Yapp benar.” Ucapku.
KRRINNNNGG! Bel pertanda istirahat usai
berdering. Aku segera masuk ke kelasku 8-7. “Hei, nanti aku akan beritahu
sesuatu.” Pesanku
“Apa itu?”
“That’s secret. Nanti malam ya.” Seruku
sambil berlalu.
Ya Allah, aku sudah yakin. Aku sudah
sangat yakin. TES-TIK-TES
“Air mataku pun jatuh! pertama kalinya
karena seorang laki-laki. Apakah aku jatuh cinta? Lebih baik menyingkir
pikirku. Sebelum seseorang memvonisku sedang jatuh cinta. Namun, aku masih
bingung membedakan antara cinta dan emosi sesaat”
Sepenggal isi novel itu membuat aku terpukau.
Aku menangis dan bergumam
“Ya Allah, aku tahu kini. Perasaan aneh
itu ternyata rasa cinta. Rasa cinta yang digetarkan oleh lawan jenis. Ya Allah,
jangan jadikan cintaku ini padanya melebihi cintaku padamu Ya Allah. Aku yakin,
kau limpahkan banyak cinta kepada hambamu. Dan cinta yang kau anugerahkan
padaku akan dibagi untuknya. Ya Allah, kini aku tahu. Aku cinta Ryan Schaffer.
Tapi sekarang mungkin cinta yang hanya cinta sebatas teman. Mungkin suatu saat
akan lebih dari itu.” Ucapku dalam do’a dengan berlinang air mata.
Aku sedikit lupa, aku janji akan
meng-sms Ryan.
Yumi : Ternyata jatuh cinta itu rasanya
lucu ya?
Ryan : Eciyee, yumi jatuh cinta. Sama
siapa hayo?
Yumi : Sama siapa ya? Laki lakilah.
Ryan : Ya iya lah -__-
Yumi : Mau tau? Siapa ya orangnya?
Ryan : Haduh, siapa seh -__-
Yumi : Aku suka sama orang yang lagi
ngobrol sama aku?
Ryan : Jadi bener rasa curigaku selama
ini kalau kamu suka sama aku?
Yumi : Salah :p Ryan GR banget 😀
Ryan : Siapa lagi loh? Emangnya ada
orang lain yang bicara sama kamu?
Yumi : TUT-TUT-TUT
Ryan : Yumi, aku serius. Siapa seh?
Yumi : …
Ryan : YUMI, YUMI!!
Keesokan harinya..
Aku menceritakan soal “CINTA” itu ke
Kate. Kini Kate mengerti.
“Kenapa nggak kamu tembak aja dia?”
“Tembak katanya. Suka aja itu udah cukup
kok buatku.” Jawabku
“Kamu ini, aneh dari cewek yang lain
tau!”
“Aneh? Aneh kenapa?”
“Biasanya kalau cewek suka sama cowok
dia pasti ngejar-ngejar cowok itu sampai jatuh sekalipun. Cewek biasanya ngasih
perhatian ‘lebih’ ke cowok sampai cowok itu ngerespon. Tapi kenapa kamu ini
nggak kayak gitu?”
“Memangnya harus begitu ya?” tanyaku
aneh.
PLAKK! Tamparan jatuh dipipiku. (kenapa
setiap kali aku ketemu Kate selalu ada ‘Tamparan) -__-“
“Sekarang aku tanya, kamu suka Ryan
karena apa?”
“Enggak tau. Jawabku. Kate malah tertawa
garing. Lebih tepatnya tertawa mengejek.
“Sekarang kamu aja nggak tau penyebab
suka dia.”
“Ingat ya! kalau kamu suka sama
seseorang karena dia mahir melakukan sesuatu, itu bukan cinta, tapi KAGUM.
Kalau kamu suka seseorang karena dia tampan atau cantik, itu bukan cinta, tapi
NAFSU. Kalau kamu suka seseorang karena dia tajir, itu bukan cinta, tapi MATRE.
Kalau kamu suka sama seseorang karena dia orangnya baik sama kamu, itu bukan
cinta, tapi RASA TERIMA KASIH. Tapi, kalau kamu suka seseorang padahal kamu
nggak tau kenapa kamu bisa suka sama orang itu. Itu baru CINTA YANG
SESUNGGUHNYA.” Jelasku panjang lebar plus tinggi ditambah volume dikali dua
*nah lho (?)
“Udahlah… hahaha… “ Ucap Kate sambil
berlalu. Dasar ini anak!
Hari itu aku pulang lebih awal karena
guru-guru sedang ada rapat dinas. Aku bertemu Ryan di lab. Bahasa Inggris. Dia
berhasil mencegatku.
“Siapa orang yang kamu suka?” tanyanya.
Tuhkan, sudah aku pastikan dia akan bertanya tentang itu. Padahal, sms ku
kemarin sudah jelas kan? Karena aku tipe orang yang “To The Point”. Tanpa ber
ah-uh-oh lagi. Aku berkata “KAMU!!” sambil berlari meninggalkannya.
Aku sedang ada rapat SC 7th Grade di
rumah Lisa Leung. Kini aku sudah tidak menjadi penanggung jawabnya lagi karena
aku merasa kurang cekatan dalam menghadapi hal tersebut. Akhirnya, Jaime
sebagai penanggung jawab dan aku sebagai wakilnya.
Malam harinya, aku meng-sms Ryan lagi.
Yumi : Tadi kan udah aku beritahu
tentang orang yang aku suka. Sekarang gantian kamu dong!
Ryan : Kamu bisa jaga mulutkan?
Yumi : Iya, siapa?
Ryan : Jasmine McGlade.
Tuhkan, sudah aku duga sebelumnya!
karena Alex juga pernah memberitahukannya padaku. Dia sudah curiga sejak awal.
Keesokan harinya, aku bertemu Kate lagi.
Ternyata dia juga tahu kalau Ryan menyukai Jasmine McGlade, kakak kelasku
sekaligus anggota Scouting Club.
“Gimana kamu bisa suka sama cowok kalau
dia suka sama orang lain?” tanya Kate.
“Biarin aja kalii, itu kan hak dia.”
Paparku. Jujur saja, aku tak pernah sakit hati mendengar kalau Ryan menyukai
kak Jasmine. Justru aku senang dan ingin menyatukan mereka.
“Apa? Yumi suka Ryan? Ciyus? Enelan? Mi
apah?” tanya Holly yang sok alay.
“PECEL.” Celetukku. Sontak, Ryan dan
Holly tertawa. Kemudian datang Anthony Valente, sahabat Ryan dan Holly dari
kelas 7-6 dan kini dikelas 8-5 satu kelas dengan Ryan, Holly dan Kate.
“Wah-wah, Ngerumpi apaan jeng?” tanya
Anthony. Idih ini anak, rasanya inginku lempar dengan sepatu! namun sayang, aku
sedang bad mood untuk memukulnya.
“Eh, kenalin ini aku Holly Anderson,
si-Driver atau Destroyer. Ini Ryan Schaffer, si-Gamer dan Trouble Maker. Dan
ini Anthony Valente, si-Dancer. Kami bertiga adalah ‘VAS’!” kata mereka
serempak seperti anak playgroup. Aku tertawa. “Sekarang gantian dong, kan tadi
kita udah nyebutin nama dan julukan kita. Sekarang kamu Yumi!” ujar Anthony.
Loh loh? Apa-apaan ini? Kok aku jadi seperti anak playgroup? Ikutan gila -__-
ini sangat M-E-N-Y-E-B-A-L-K-A-N. Tapi ujung-ujungnya..
“Iya-iya, namaku Arzyumi Chazelle si
Problem Solver.” Kataku yang begitu singkat-padat namun nggak jelas -__- dan
begitu akhirnya. Wu~ mentang-mentang aku junior (baby face maksudnya :D) dan
cewek sendiri disini, aku dikerjai. Tapi tak apalah, mereka juga termasuk
sahabatku. Dan mungkin Anthony, aku masih agak canggung bersahabat dengannya.
12 Oktober 2012..
Scouting Challenge 7th Grade berjalan
lancar meskipun merepotkan kami para kelas 8 dan banyak sinetron yang terjadi.
Hari ini, aku diutus oleh Kwartir Ranting ( Kwarran ) Waru untuk menjadi wakil
dalam Dianpinru di Kwarcab Sidoarjo. Setiap Kwarran hanya mengirim 1 putra dan
1 putri dalam acara tersebut. Dan yang terpilih adalah aku dan Jaime! Disisi
lain, Alex, Lisa, dan 2 orang lainnya juga mengikuti Dianpinru di SMPN 1
Sukodono dan hanya 2 hari. Aku 3 hari. Cukup puas bukan? Tapi ini justru
menimbulkan iri hati para anggota Scouting Club. Termasuk ‘VAS’!
“Aku juga pingin kayak kalian.” Rengek
Ryan. “Aku pingin kemah”
“Hei? Besok kan masih ada kemah lagi di
SMPN 35 Surabaya?” tanyaku. Dia masih merengek. “Mau nya sama kalian.” Haduh
ini anak -__-“
Tiga hari di Kwarcab terasa singkat.
Kini aku sudah kembali di sekolah. Aku memang sengaja menunggu sampai Alex,
Lisa, dan 2 orang lainnya datang. Aku lelah berjalan dengan Jaime.
“Beli makan dulu yuk!” ajak Jaime. Aku
hanya mengangguk. Aku dan Jaime berjalan keluar menuju gerbang. Entah kenapa,
tiba-tiba ada firasat bahwa Holly dan Ryan akan datang.
“Holly dan Ryan akan kemari.” Gumamku
lirih.
“Apa?” tanya Jaime.
BRUM, BRUM. CIIT…
“Nah itu mereka sudah datang!” seru
Ryan. Benarkan kataku? Padahal Cuma firasat doang loh. Aku dan Jaime akhirnya
tidak jadi beli makanan. Kami berceloteh tentang hal lucu yang kami alami
selama Dianpinru. Setelah itu kami sholat. Sebelumnya, Jaime jahil sampai
akhirnya membuat aku, Holly, dan Ryan tertawa. Aku sebenarnya tertawa bukan
karena kejahilan Jaime. Tapi aku tertawa memandangi wajah merah Ryan mirip
kepiting rebus menahan tawa sampai terbatuk-batuk ( teman yang jahat 😀 ). Setelah suasana tenang kembali, kami
akan melanjutkan sholat. Dan lagi-lagi entah kenapa, aku punya firasat lagi
bahwa Alex, Lisa dan 2 orang lainnya akan datang. Benar ternyata, mereka
datang! Saat akan Takbiratul Ikhram, aku berteriak “LISA LEUNG!!!!!!!”
Para cowok yang sebenarnya akan sholat
ini malah tertawa dan memarahiku habis-habisan. Aku hanya menunduk malu sambil
menahan tawa.
3 Bulan Kemudian…
Aku kini makin akrab dengan Holly, Ryan,
Anthony, dan Kate. Mereka adalah sahabatku yang mempunyai karakter yang
berbeda-beda. Holly, si Lugu-Jenius. Ryan si Cuek-Simple. Anthony si
Imut-Humoris. Dan Kate si Unik. Setiap hari dan Setiap waktu aku selalu bersama
mereka. Walaupun kelasku berbeda dengan mereka. Soal cinta itu? Aku sebenarnya
masih bingung antara cinta dan emosi sesaat. Apalagi ini adalah pertama kalinya
aku jatuh cinta. Bisa dibilang aku masih junior dan juga enggan untuk lebih
mendalaminya. Karena aku yakin itu tak ada gunanya ( menurutku ). Aku lebih
memilih menjadi sahabat karib Ryan. Karena pacaran itu bukan “Gaya” ku. Aku
tipe cewek yang lebih memilih masa depan daripada cinta. Lebih baik bodoh soal
cinta daripada bodoh ilmu pengetahuan. Betul pemikiranku bukan?
Persahabatanku terjalin indah memang.
Hingga suatu ketika…
Aku sedang membaca buku diary-ku,
Tiba-tiba, Ryan dan yang lainnya datang dengan tampang tak biasa. “Apa yang
sudah kau lakukan?” bentak Ryan tak biasanya.
“Apa maksudmu?”
“Kau tahu? Satu sekolah ini tahu kalau
aku cinta sama Jasmine! Dan mereka tahu itu dari kamu!!”
“Hei? Jangan asal nuduh dulu dong! Aku
nggak pernah menyebar-nyebarkan rahasia orang lain. Dan asal kau tahu…”
“Halah kau banyak alasan! Siapa lagi
kalau bukan kamu? Kamu memang sahabat yang kejam. Ngakunya Problem Solver,
ternyata kamu lebih parah dari aku yang Trouble Maker!”
“Ryan, dengarkan penjelasanku dulu!”
“STOP YUMI!” teriaknya, “YOU ARE NOT MY
BEST FRIEND. YOU ARE MY ENEMY NOW AND FOREVER. I HATE YOU!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Tak terasa, air mataku menetes. Ryan
terlalu meluapkan emosi dan kasar kepadaku. Aku tak menyangka sebelumnya. “Maaf
Yumi, kau sudah mengecewakan kami semua.” Kata Holly dengan wajah datar.
Anthony hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Sementara itu, Kate hanya
menatapku tajam. Aku mengambil tasku lalu berlari menuju keluar kelas. Derai
air mataku tak bisa aku bendung. Rasa sakit ini terlalu membekas. Aku berjalan
pulang dibawah air hujan yang deras dan melewati jalan raya.
Disisi Lain..
“Hei lihat! Apa yang aku dapati dari
bangku Yumi!” seru Anthony. Dia membawa sebuah buku diary. Saat Ryan hendak
membuka buku itu, tiba-tiba ada kertas jatuh. “Apa ini?” tanya Kate sambil
memungutnya.
FAMILY HOSPITAL
Surat Keterangan Pasien
Nama : Arzyumi Chazelle
Umur : 14 tahun
Tanggal pemeriksaan : 21 Januari 2013
Orang tua: Mr. John Chazelle dan Mrs.
Amanda Chazelle
Keterangan Dokter :
Arzyumi telah mengalami Komplikasi
Jantung Stadium Akhir. Asma Akut stadium awal. Dan Infeksi Tenggorokkan Stadium
Awal. Harapan untuk hidup sangat minimum. Dengan ini diharapkan, Arzyumi
mendapatkan perawatan khusus. Dan rutin memeriksakan kondisinya setiap hari
Jum’at, untuk memperbaiki kondisi Arzyumi. Hal ini sesuai dan berdasarkan
pemeriksaan yang dilakukan di Family Hospital oleh dokter Samantha Reelose.
Halden, 23 Januari 2013
Dr. Samantha
“Jadi selama ini..?” kata Kate.
Omongannya terputus. “Apa yang sudah kita lakukan padanya?” tanya Holly.
“Tunggu apa lagi? Kita susul Yumi!” Perintah Ryan. Mereka mengangguk dan mengejar
berharap kata maaf darinya.
Sementara itu…
“Ya Allah, mengapa hal ini terjadi? Ryan
salah sangka. Aku tidak pernah membocorkan rahasianya.” Rengekku. Aku masih
berjalan ditengah derasnya air hujan. Aku menangis sejadi-jadinya. Jujur, aku
sangat sedih dan kecewa. Hatiku benar-benar tersakiti.
“YUMI!!” teriak sesorang dari kejauhan.
Aku hafal suaranya, Ryan. Mungkin mereka berlari mengejarku ingin meminta maaf
dan menyadari kesalahannya. Basi! Biarkanlah mereka lari lah, jongkoklah,
inilah, itulah aku nggak peduli. Aku sudah benar-benar terluka. Apalagi
kata-kata Ryan cowok yang aku cintai itu! Wu~ terlalu kasar dan mak jleb :`(
Aku sadar, mereka makin berlari kencang.
Aku menghindar dan lari. Air hujan membuatku pusing dan mataku menjadi buram.
Di sebuah perempatan ada sebuah Truk Container melaju kencang. Mataku makin
buram. Jalanku menjadi seperti orang yang sedang mabuk. Dan…
“YUMI. AWAS!”
BRUK! CASS! GLODAK!
“Yumi, Yumi bangun Yumi!”
“Yumi bertahanlah, Yumi aku ingin kau
bertahan!”
“…..”
Aku terbangun di ruangan serba putih.
Aku melihat seorang dokter dan 2 asisten dan 1 suster sedang memeriksa seorang
pasien. Aku berjalan mendekati mereka. Tapi anehnya, mereka tak
memperhatikanku. Dan ketika aku melihat itu ternyata itu AKU! Ya Allah, aku
sadar. Rohku terpisah dengan jasadku. Dan sekarang, AKU ROH! Aku keluar ruangan
dengan menembus pintu. Aku lihat ada Ryan, Holly, Kate, dan Anthony. Dokter
keluar ruangan. Semua mengahambur ke arah dokter.
“Bagaimana keadaan Yumi?” tanya Ryan.
“Kalian harus sabar ya.”
“Maksud dokter?” tanya Holly.
“Dia meninggal.” Kata dokter itu
akhirnya. Keempat orang itu saling berpelukan. “Apa yang sudah kita perbuat
padanya?” tanya Ryan. Aku melihat mereka. Aku tak tega meninggalkan dunia ini.
Ya Allah, aku mengerti perasaan mereka. Mungkin, mereka merasa bersalah padaku.
Tapi sudah terlambat. Nasi sudah menjadi bubur. Aku sudah mati sekarang Aku
sempat mendengar seseorang berkata. “Kamu punya waktu 40 hari saja untuk
berpamitan pada orang yang kamu sayangi.” Jadi setidaknya, aku bisa dan harus
berusaha agar mereka melupakanku.
Aku mencoba mengikuti mereka setelah
kepergianku. Kate kini menjadi pendiam. Dia juga sekarang seakan tak peduli
dengan cinta. Holly, dia sekarang agak sensitif. Ia seperti memilih-milih teman
sama seperti Anthony. Sementara Ryan, ia masih sama seperti sifat aslinya.
Hanya saja, ia seperti kecewa. Terlihat dari raut mukanya.
Mereka sama seperti saat pertama kali
aku mengenalnya. Ingin rasanya, aku memeluk mereka. Namun sayang, mereka tak
akan mengerti keadaanku saat ini. Mereka melihatku saja itu tidak mungkin,
apalagi memelukku. Aku ingin berlari, berjalan diantara mereka sambil berkata,
“Terima kasih sudah menjadi sahabatku!” kini aku makin mengerti, hidup itu
sebaiknya dinikmati bersama orang yang kita sayangi. Merekalah penyupport hidup
kita disaat kita susah. Menangi bersama saat bersedih. Tertawa bersama saat ada
hal yang lucu. Tapi, sesuai dengan logika dan kenyataan, sahabat hanyalah
seseorang yang bila berbuat salah padamu kau tak dapat membencinya. Dan bila
dia menyakitimu kau tetap tak ingin kehilangannya. Dan bila kau kehilangan atau
meninggalkannya, itu hanya akan membuat perasaanmu hampa. Dan begitulah arti
Holly Anderson, Anthony Valente, Kathryn Lawrence, dan Ryan Schaffer bagiku, hanya
seorang sahabat. Jadi aku tak bisa terima ucapannya. Walaupun salah satu satu
dari mereka ada yang ku sukai.
40 Hari kemudian…
Inilah hari terakhir aku berjumpa dengan
orang yang aku sayangi. Untuk kemudian hari, aku sudah tidak disini lagi. Alam
kubur sudah menantiku. Cukup singkat rasanya. Rasanya aku baru mengenal mereka.
Aku mengetuk pintu rumah Ryan. Seseorang
membuka pintu diikuti oleh 3 orang lainnya.
“YUMI?” teriak mereka bersamaan. Holly,
Kate, Anthony, dan Ryan menatapku tak percaya. “Teman-teman, aku meminta maaf
jika aku mempunyai kesalahan. Aku juga berterima kasih karena kalian sudah
menjadi sahabatku. Jangan pernah melupakan kenangan kita saat bersama.
Kalianlah hartaku, jiwaragaku. Dan kamu Ryan, terima kasih kamu telah menjadi
orang pertama yang mengisi hatiku, sekaligus yang terakhir. Dari kamulah, aku
mulai mengerti apa itu cinta. Makna dari cinta. Dan dari dirimulah, sudah
menjadi kepercayaanku untuk menaruh rasa itu. Teman-teman, ini hari terakhirku
bertemu kalian. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih dan permohonan maaf.
Inilah kisah akhir dari persahabatan kita.” Jelasku. Tak sadar, air mataku
mengalir deras. Sederas air mataku ini. Aku menatap penuh wajah mereka. Aku
lihat mereka meneteskan air mata. Tiba-tiba, aku merasa seperti hidup. Tubuhku
seperti bangkit dari keterpurukan. Aku bisa memegang tangan mereka! Terima
Kasih Ya Allah! Engkau telah memberikan kesempatan ini padaku. Kate memelukku,
diikuti yang lain. Tangis kami makin menjadi-jadi. “Jangan pergi Yumi. Aku
ingin kau disini!” papar Holly.
“Maaf teman-teman, aku harus pergi. Alam
kubur sudah menantiku. Aku titip suratku ini! terima kasih teman!” ucapku yang
terakhir kalinya. Aku pergi dari pandangan mereka. “Ayo kita baca surat dari
Yumi.” Perintah Anthony. Mereka mengangguk.
For All My Best Friend`s…
Assalamu’alaikum.
Hai, apa kabar? Apakah kalian baik-baik
saja? Aku do’akan supaya kalian akan selalu di bawah lindungan Allah SWT. Amin!
Mungkin, saat kalian membaca surat ini,
aku sudah pergi jauh dari kalian. Tertidur pulas di kasur yang beralas tanah,
berselimut bunga, ditutupi dengan papan, dan disimpuli sebatang kayu yang
tertulis namaku. Aku pasti akan mengingat kalian dalam memori, melihat kalian
tersenyum ketika aku pergi. Ya Allah, terima kasih. Engkau telah ciptakan
mereka dan mempertemukan mereka padaku. Memiliki karakter yang berbeda-beda
mebuat persahabatan kami menjadi kaya. Bersama mereka merupakan kesempatan
berharga yang pernah aku dapat seumur hidup. Janganlah kalian menyesal karena
sudah mengenalku.
Kathryn Lawrence. Sahabat cewekku yang
nyebelin :p Makasih udah bikin hidupku jadi makin hidup. Gimana, udah nggak
mikirin cinta lagi kan? Tetap selalu rajin ya. Jangan patah semangat!
Anthony Valente. Si imut unyu’ bala-bala
(alay deh). Udah bisa headspin kan? Belajar terus ya sama Alex. Aku yakin kamu
bisa! Cepat tinggi ya. Aku do’akan semoga kamu bisa tinggi setara dengan Lisa
Leung. Eh :p
Holly Anderson. Hei! Kamu masih ingat
kata-kata ini? “Sebaiknya kita tukeran aja, aku pingin jadi cewek nih soalnya.”
Hahaha.. semoga makin suka bahasa inggris ya! Terusin belajar astronomi sama
mitologi nya ya. Ingat! Jangan jadi destroyer terus. Belajar jadi yang lain ya.
Ryan Schaffer, si Trouble Maker atau
Ultimate Hacker From Hell plus orang yang udah bikin aku jatuh cinta (eciye).
Jangan cuek terus dong, kasihan yang lain. Makasih ya, karena kamu jadi orang
yang udah bantu aku cari cintaku. Maaf ya, kalau aku udah lancang suka sama
kamu. YOU’RE MY FIRST AND LAST LOVE. Jadilah terus Gamers dan Hacker sejati ya.
Maju terus pantang mundur buat dapetin Kak Jasmine!
Ya Allah, aku bangga sekali memiliki
sahabat seperti mereka. Selalu bersamaku, meski aku jauh nantinya!
Wassalamu’alaikum…
Arzyumi Chazelle @Problem Solver
“Kami akan selalu mengingatmu Yumi!”
ucap Kate. “Mungkin disana, dia tersenyum bahagia karena mempunyai sahabat
seperti kita. Dan juga, First and Last Love nya Yumi ini nih.” Kata Anthony
jahil. “Apaan sih? Sebaiknya kita jangan menangis. Kita harus tersenyum bangga!
Yumi adalah sahabat terbaik kita!” papar Ryan. “Yumi, oh Yumi. Kamu emang cewek
yang unik dan beda! Semoga disana kamu nggak kepikiran kita. Dan jangan sampai
kamu terlalu memikirkan Ryan!” teriak Holly. Ryan manyum, “Yumi, do’akan aku
dari sana ya, agar aku bisa cepat mendapatkan hati Kak Jasmine!” teriak Ryan
tak mau mengalah. “YUMI, YOU ARE MY BEST FRIEND FOREVER!” seru mereka serempak.
Aku terlelap dalam sunyi. Aku tersenyum
bangga. Dalam tidurku aku berdo’a agar mereka terus selalu kompak, always
together, saling menghargai. Tersenyumlah kawan, maka aku juga akan tersenyum.
Jangan menangis kawan, jika kalian menangis aku juga menangis. Sekali lagi
terima kasih Ya Allah, karena engkau telah menemukan dan mempersatukan kami. Oh
My Best Friend’s. Oh My First and Last Love!
Cerpen yang berjudul "First And Last Love" merupakan sebuah cerita pendek kehidupan karangan dari seorang penulis yang bernama Mia Rizkiya Romadhona. Kamu dapat mengunjungi facebook penulis di link berikut: www.facebook.com/MiaRizkiyaRomadhona
Posting Komentar untuk "Cerpen Cinta - First And Last Love | Mia Rizkiya Romadhona"