Cerpen Romantis - Lolipop | Tyas HC
“Mel, wake up!” suara gaduh Bang Tora sambil mengetuk-ketuk pintu kamarku. Dengan malas ia membuka pintu kamarnya setengah tak sadar. Dan aku kembali menjatuhkan diri ke tempat tidur pink yang berantakan. Lama Bang Tora tak bersuara, aku membuka sebelah mataku. Dia masih asyik memandangiku, menungguku sadar secara penuh. Aku duduk bersandar di tempat tidur sambil memeluk boneka panda berwarna putih kesayanganku.
“Jalan yuk?” ajak Bang Tora dari pintu
kamarku. “Let’s go!” teriak Bang Tora setelah lama aku terdiam. Sepertinya aku
belum tersadar secara penuh. Aku baru tertidur dua jam setelah begadang
semalaman, pikirku dalam hati. Dengan terpaksa aku mengangguk, karena aku sudah
berjanji menemani Bang Tora jalan-jalan selama dia berlibur di Semarang.
Segera aku hapus sisa kepedihan
dimataku. Saatnya kebahagiaan itu datang, pikirku. Aku menyusul Bang Tora di
teras rumah, karena dia memintaku cepat-cepat. Seperti komandan memerintah
prajuritnya. Dan akibatnya ponselku tertinggal di kamar.
Sepanjang perjalanan Bang Tora tidak mau
menyebutkan tujuan perjalanan kami. Aku hanya bisa manyun memandangi deretan
rumah yang kami lewati. Jangan berharap akan ada pemandangan indah sepanjang
perjalanan singkat ini. Seperti hamparan sawah yang menguning atau deretan
pohon berjajar di sepanjang jalan. Karena hanya ada deretan rumah susun dan
kumuh yang terlihat, sejauh mata memandang.
Aku sama sekali tak bisa menebak, ke
tempat mana kami akan pergi atau ke tempat seperti apa. Jalanan ini asing
bagiku. Walaupun aku sudah 17 tahun tinggal di kota ini, aku tak pernah
sekalipun melewati daerah ini. Sepertinya aku harus sering melihat dunia luar,
gumamku.
“Sampai…!” teriak Bang Tora mengingatkanku.
Kupandangi sekelilingku, tanah lapang. Dan di sudut sana, aku tertegun. Aku tak
menyangka Bang Tora mengajakku ke sini. Pasar Malam. Aku mengingat-ingat kapan
terakhir kali aku ke Pasar Malam. Sepertinya sudah lama sekali, waktu aku baru
berumur 7 tahun.
Saat itu pulang dari Pasar Malam aku
nangis sekencang-kencangnya karena tak dibelikan lolipop kesukaanku. Dan sejak
itu aku tak pernah mau jika di ajak ke Pasar Malam lagi. Karena pikirku aku tak
dibolehkan membeli lolipop lagi. Aku tersenyum mengingat kenangan itu.
Tapi sekarang aku malah ada disini
bersama… Bang Tora. Eh, ngomong-ngomong di mana Bang Tora ya? Keasyikan melamun
jadi begini nih. Bang Tora tiba-tiba menghilang di antara kerumunan orang di
Pasar Malam. Dia yang mengajakku ke sini dan dia tak terlihat batang hidungnya.
Dari pada aku bingung mencari abangku
itu, lebih baik aku berkeliling melihat-lihat stan yang ada di sini. Deretan
stan baju berbagai jenis ada di sini. Tapi aku sedang tidak ingin berbelanja.
Mataku melihat sesuatu yang menarik, sesuatu yang aku rindukan. Lolipop. Sebuah
stan menjual berbagai macam bentuk lolipop yang lucu-lucu. Lolipop, I like it.
“Masih suka lollipop neng?” aku menoleh
pada lelaki yang berada disampingku ketika aku sedang asyik dengan
lolipop-lolipopku. Aku amati dia dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Sepertinya wajahnya tak asing, siapa ya? Tanyaku dalam hati sambil
mengingat-ingat.
“Aku Alan, masih ingat?” tanyanya
setelah melihatku kebingungan. Dan aku melonjak kegirangan. Aku ingat sekarang.
Dengan mengenggam dua lolipop aku duduk
di rumah pohon, di samping rumahku. Biasanya jam segini dia sudah ada di depan
rumahku dan berlari menuju rumah pohon sambil tersenyum. Setelah itu aku akan
turun menyambutnya dan memberinya satu lolipopku. Tapi beberapa hari ini dia
tak terlihat. Dia tak lagi menemuiku di rumah pohon.
Hari mulai senja, aku memutuskan untuk
masuk ke dalam rumah. “kenapa cemberut gitu dek? Dia nggak datang lagi?” tanya
Bang Tora melihatku masuk ke rumah dengan wajah cemberut. Aku hanya mengangguk
dengan lemas.
Setelah itu aku tak pernah melihatnya
lagi. Tak juga mendengar kabarnya, yang aku tahu dia telah pergi. Entah di
belahan dunia mana ia berada. Aku merindukannya.
Masa kecil itu seperti berputar kembali
didepanku. Sepertinya baru kemarin, pangeran kecilku ini berbagi lolipop
denganku. Dia yang setia mendengarkan celotehanku yang tak jelas. Lelaki kecil
yang selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. Bermain bersama, berlari bersama,
tertawa bersama, dan makan lolipop bersama di rumah pohon.
“Hai..” ujarnya menyadarkanku dari
lamunan.
“Hai, apa kabar?” tanyaku basa-basi.
“Baik, kamu? Masih suka lolipop?”
tanyanya melihat tanganku penuh dengan lolipop.
“I’m Ok. Ini lolipop kenangan.” Kataku
sambil memberinya satu lolipop.
“Lolipop kenangan kita.” Lanjutnya. Kita
tertawa mengenang masa-masa kecil yang indah itu. Aku tak menyangka, lelaki
didepanku adalah anak kecil yang berbagi lolipop denganku. Masih dengan senyum
manisnya.
“Hai Lan, sudah puas ketemu Melodi?”
Bang Tora baru muncul di belakangku. Aku sampai lupa kalau tadi aku datang
bersamanya.
“Belum Bang, tapi thanks ya buat
kesempatannya jalan bareng Melodi.”
“Kesempatan?” potongku.
“Sorry Mel, dia yang minta Abang bawa kamu
kesini.” Kata Bang Tora menjelaskan. Ternyata Alan merencanakan ini semua?
“Apa cinta monyet itu bisa menjadi cinta
yang sesungguhnya?” tanyanya ragu. Apakah Alan sedang menyatakan cintanya
padaku? Seperti mengulang masa kecil itu. Saat itu dia katakan, “aku suka kamu
Mel.” Ujar Alan kecil sambil memberikan bunga lili kecil kesukaanku di rumah
pohon di samping rumahku. Dan dia melakukannya lagi di tempat yang sama. Di
saat kita sama-sama dewasa. It’s crazy, kataku dalam hati.
“Aku serius Mel, aku menyayangimu. Aku
tak mau kehilangan kamu lagi Melodi.” Terpancar ketulusan dari matanya. Dan tak
ada kata yang mampu ku ucap. Aku hanya dapat menitihkan air mata dan memeluknya
erat.
Cerpen yang berjudul "Lolipop" ini merupakan sebuah karangan dari seorang penulis dengan nama pena Tyas HC. Kamu dapat mengikuti penulis melalui blog berikut: negeri-angin.blogspot.com
Posting Komentar untuk "Cerpen Romantis - Lolipop | Tyas HC"